Rabu, 28 Juli 2010

Perencanaan Bangunan Tahan Gempa

Earthquake did not kill people, but the bad building did it”. Gempa bukan bencana yang mematikan, tapi bangunan yang buruklah yang membunuh manusia.

Data- data terakhir yang berhasil direkam menunjukkan bahwa rata- rata setiap tahun ada 10 gempa bumi yang mengakibatkan kerusakan yang cukup besar di Indonesia. Sebagian terjadi pada daerah lepas pantai dan sebagian lagi pada daerah pemukiman. Pada daerah pemukiman yang cukup padat, perlu adanya suatu perlindungan untuk mengurangi angka kematian penduduk dan kerusakan berat akibat goncangan gempa. Dengan menggunakan prinsip teknik yang benar, detail konstruksi yang baik dan praktis maka kerugian harta benda dan jiwa menusia dapat dikurangi.

Gempa yang terjadi dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu :
gempa ringan, sedang, dan besar.
  • Gempa ringan yang terjadi tidak mengakibatkan efek yang berarti pada struktur, 
  • Gempa sedang sedikit berakibat pada struktur tapi masih aman,
  • Dan untuk gempa yang besar, sudah mengakibatkan kerusakan pada struktur, tapi strukturnya masih tetap berdiri dan tidak roboh. Itulah pentingnya perencanaan bangunan tahan gempa, agar bangunan yang kita tempati aman, stabil, dan tidak mudah roboh saat terjadi gempa.
Berikut ini ada prinsip- prinsip yang dipakai dalam perencanaan bangunan tahan gempa :

1. Pondasi :
Gambar 1. Desain Pondasi yang Digabungkan

Membangun pondasi memang sederhana, tapi pondasi yang kuat memerlukan pengetahuan yang cukup. Sehingga fondasi bangunan yang baik haruslah kokoh dalam menyokong beban dan tahan terhadap perubahan termasuk getaran. Penempatan fondasi juga perlu diperhatikan kondisi batuan dasarnya.Pada dasarnya fondasi yang baik adalah seimbang atau simetris. Dan untuk pondasi yang berdekatan harus dipisah, untuk mencegah terjadinya keruntuhan local (Local Shear).

2. Desain Kolom
Gambar 2. Desain Gedung dengan Kolom Menerus

Kolom harus menggunakan kolom menerus (ukuran yang mengerucut/ semakin mengecil dari lantai ke lantai). Dan untuk meningkatkan kemampuan bangunan terhadap gaya lateral akibat gempa, pada bangunan tinggi (high rise building) acapkali unsur vertikal struktur menggunakan gabungan antara kolom dengan dinding geser (shear wall).

3. Denah Bangunan
Gambar 3. Denah Bangunan yang Dibuat Terpisah

Bentuk Denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris, dan dipisahkan (pemisahan struktur). Untuk menghindari adanya dilatasi (perputaran atau pergerakan) bangunan saat gempa. Namun dilatasi ini pun menimbulkan masalah pada bangunan yaitu :
  • 2 atau beberapa gedung yang dilatasi akan mempunyai waktu getar alami yang berbeda, sehingga akan menyebabkan benturan antar gedung,
  • Ketidak efektifan dalam pemasangan interior, seperti : plafond, keramik, dll
  • Perlunya konstruksi khusus (balok korbel).
Konstruksi Balok Korbel untuk dilatasi struktur adalah sebagai berikut.
Gambar 4. Konstruksi Balok Korbel

 4. Bahan bangunan harus seringan mungkin
Gambar 5. Konstruksi Bangunan dengan Kayu

Berat bahan bangunan adalah sebanding dengan beban inersia gempa. Sebagai contoh penutup atap GENTENG menghasilkan beban gempa horisontal sebesar 3X beban gempa yang dihasilkan oleh penutup atap SENG. Sama halnya dengan pasangan dinding BATA menghasiIkan beban gempa sebesar 15X beban gempa yang dihasilkan oleh dinding KAYU.

5. Struktur Atap
Jika tidak terdapat batang pengaku (bracing) pada struktur atap yang menahan beban gempa dalam arah horizontal, maka keruntuhan akan terjadi seperti, diperlihatkan pada gambar berikut:
Gambar 6. Konstruksi Bangunan dengan Pengaku (Bracing)

6. Konsep Desain Kapasitas (Capasity Design)
Konsep Desain Kapasitas adalah dengan meningkatkan daktalitas elemen- elemen struktur dan perlindungan elemen- elemen struktur lain yang diharapkan dapat berperilaku elastik. Salah satunya adalah dengan konsep “strong column weak beam”. Dengan metode ini, bila suatu saat terjadi goncangan yang besar akibat gempa, kolom bangunan di desain akan tetap bertahan, sehingga orang- orang yang berada dalam Gedung masing mempunyai waktu untuk menyelamatka diri sebelum Bangunan roboh seketika. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendesain kolom yang kuat antara lain :
  • Pengaturan jarak antar sengkang, 
  • Peningkatan mutu beton, dan 
  • Perbesaran penampang. 
  • Serta untuk struktur bangunan dengan baja, bisa dimodifkasi sambungan hubungan antara balok dengan kolom. Berikut ini adalah ilustrasi pembentukan sendi plastis dalam perencanaan bangunan tahan gempa.
 
 Gambar 7. Konstruksi Bangunan dengan Capasity Design

Tiap Negara mempunyai desain sendiri dalam merencanakan tingkat daktilitas untuk keamanan bangunan yang mereka bangun, hal ini tergantung dari letak geologi negara masing- masing. Misalnya Jepang yang menerapkan tingkat daktilitas 1. Dengan desain ini, bangunan di desain benar- benar kaku (full elastic). Berikut ini adalah macam- macam tingkat daktlitas beserta kondisi yang ditimbulkan :
a. Daktilitas 1 : Keadaan elastis, dengan konsep ini tulangan di desain besar- besar untuk membuat bangunan menjadi kaku (full elastic). Contohnya : Jepang. Konsekuensinya, saat gempa melebihi rencana, maka Gedung akan langsung roboh tanpa memberi tanda (peringatan) terlebih dahulu. Kalo kata Dosen saya, ini Konsep desain bangunan yang 'menantang' kekuatan Tuhan. Hhehehehehe...
b.  Daktilitas 2 : Keadaan Plastis (intermediete)
c. Daktilitas 3 : Keadaan plastis dengan struktur yang daktil, perecanaan struktur dengan metode Capasity Design. Nah, ini dia yang menjadi dasar perencanaan bangunan tahan gempa di Indonesia, yaitu dengan pembentukan sendi plastis di balok, sehingga saat ada gempa Bangunan akan memberi 'tanda' atau peringatan terlebih dahulu, sehingga orang- orang dalam gedung mempunyai waktu untuk menyelamatkan diri.

Berikut ini contoh kegagalan bangunan akibat kolom yang lemah (soft story) :
Gambar 8. Kasus Konstruksi Bangunan karena Soft Story. Bayangkan... Ini terjadi di Kantor DPU Padang looh... (Kantornya orang- orang ahli bangunan)
 
Gambar 9. Kasus Konstruksi Bangunan karena Soft Story (Desain kolom yang terlalu kecil)

Soft story adalah istilah yang sering digunakan dalam pembahasan tentang struktur gedung tahan gempa. Soft story kalo diterjemahkan mentah-mentah ya artinya lantai lunak. Maksudnya? Apakah berarti ada juga istilah Hard Story? Hehehe... Sekedar analogi, kita bisa misalkan gedung bertingkat sebagai lapisan-lapisan batu bata yang ditumpuk di atas sebuah meja. Tiap lapisan batu bata merinpresentasikan lantai gedung. Sementara itu ada tumpukan batu bata lain. Tapi di tengah- tengah tumpukan tersebut, ada satu lapisan yang batu batanya mempunyai rongga yang cukup besar di dalamnya. Kasus kegagalan bangunan di atas terjadi saat Gempa di Padang beberapa tahun lalu, terlihat kan...? bahwa bangunannya memang kurang direncanakan dengan matang. Seperti iniloh ilustrasinya...

Gambar 10. Kasus Bangunan yang Mengalami Soft Story

Sekarang, misalkan kita guncang meja tersebut ke arah horizontal secara acak dan bolak balik. Dengan goncangan yang sama, ternyata kedua tumpukan batu mempunyai perilaku yang berbeda. Tumpukan pertama bisa saja masih bertahan selama goncangan berlangsung. Akan tetapi tumpukan kedua sudah runtuh akibat lapisan batu bata "palsu" yang ada di tengah-tengah tadi yang tidak kuat menahan gaya dorong "fiktif" yang bekerja secara lateral dan bolak balik.

Lapisan batu bata lunak ini bisa di interpresentasikan sebagai soft story. Jika lapisan lunak ini berada di lantai paling atas, tentu bukan masalah. Justru yang jadi masalah adalah kalau lantai lunak ini berada pada lapisan atau lantai yang paling bawah. Dan.. kenyataannya memang seperti ini yang banyak dijumpai di lapangan. Mengapa demikian?

Berikut ini kami coba berikan dua contoh faktor yang menyebabkan keruntuhan karena pengaruh soft story.

A. Kekakuan Dinding Bata Diabaikan.

Gedung-gedung tinggi yang bertipe gedung perkantoran, hotel, atau apartemen, khususnya di kota-kota besar, pada umumnya mempunyai lobi yang berada di lantai dasar atau lantai ground. Ciri-ciri lantai lobi adalah :
  1. Tinggi antar lantainya biasanya lebih besar daripada lantai tipikal di atasnya. Arsitek biasanya menginginkan hal ini agar ruangan lobi terlihat lebih besar, luas, dan megah.
  2. Karena ingin luas, maka di lantai lobi, penggunaan dinding bata relatif lebih sedikit daripada di lantai-lantai atas yang memang membutuhkan dinding-dinding sekat antar ruangan.
Gambar 11. Lantai Lunak Akibat Bukaan yang Lebih Banyak

Akibatnya, seperti yang terlihat pada gambar di atas, lantai paling bawah menjadi lantai yang paling lunak (kurang kaku) dibandingkan lantai di atasnya. Salah satu solusinya adalah menambah ukuran kolom sebesar mungkin sehingga bisa mengimbangi kekakuan- kekakuan lantai di atasnya.

B. Kekeliruan Antara Desain dan Pelaksanaan

  Gambar 11. Tumpuan yang di Desain Sebagai Jepit


Gambar 12. Kenyataannya, Tumpuan Berperilaku Sendi
Kenyataannya, tumpuan berperilaku sendi. Contoh di atas adalah contoh kasus yang sepele namun dampaknya luar biasa. Tumpuannya didesain jepit, akan tetapi pada pelaksanaannya, justru tumpuan tersebut berperilaku sendi.

Kenapa sih tumpuan itu bisa sendi? Ada beberapa penyebabnya, antara lain:

1. Tidak ada yang mentransfer momen dari kolom ke pondasi.
Ketika menentukan sebuah tumpuan itu adalah jepit, maka perlu diperhatikan bahwa akan ada momen lentur di kaki kolom (tumpuan), dan.. harus ada yang bisa mentransfer momen tersebut ke pondasi dan terus ke tanah. Jika pondasinya tipe tiang (pile) baik itu pancang atau bor, setidaknya harus ada pilecap yang cukup kuat untuk menahan momen dari kolom tersebut. Jika pondasinya pondasi tapak, sebaiknya kolom tidak didesain sebagai jepit. Pondasi tapak tidak efektif dalam menahan momen lentur akibat reaksi tumpuan jepit.

2. Pondasi tidak didesain untuk menahan momen.
Kadang pondasi tapak sudah didesain untuk menahan momen, tetapi pada kenyataannya, jika ada momen yang terjadi pada pondasi, akan ada perbedaan tekanan pada tanah di daerah ujung-ujung pondasi. Akibatnya bisa terjadi perbedaan settlement. Jika ada perbedaan settlement di ujung-ujung pondasi tapak, maka akan timbul rotasi. Adanya rotasi menyebabkan perilaku jepit menjadi tidak sempurna lagi.

Gambar 12. Adanya Rotasi yang Menyebabkan Perilaku Jepit Menjadi Tidak Sempurna

Rotasi pada pondasi tapak mengurangi kekuatan penjepitan
Kurang lebih 2 hal itulah yang paling banyak menyebabkan kegagalan soft-story. Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan oleh perencana?
  • Lantai yang dianggap "lunak" sebaiknya kekakuan kolomnya agak dilebihkan. Berbicara kekakuan artinya kita berbicara tentang variabel E, I, dan L. Menaikkan E berarti meninggikan mutu beton, hal ini relatif jarang dilakukan jika hanya mau meningkatkan kekauan satu lantai saja. Mengurangi nilai L (tinggi antar lantai) juga sulit dilakukan karena tinggi lantai yang sudah ditentukan oleh arsitek biasanya tidak bisa diubah lagi. Yang paling mungkin adalah menambah momen inersia, I, yaitu dengan memperbesar ukuran kolom. Hal ini memang membutuhkan koordinasi dengan pihak arsitek.

  • Yang paling ideal adalah, kekakuan dinding bata juga sebaiknya dimasukkan ke dalam perhitungan. Akan tetapi di Indonesia khususnya, belum ada pedoman mengenai hal ini, apalagi dalam perencanaan bangunan tahan gempa. Sebenarnya boleh saja kita tidak memasukkan kekauan dinding bata ke dalam perhitungan, akan tetapi hal ini berarti dalam pelaksanaannya nanti dinding bata tersebut harus "terlepas" (tidak diikat) dari struktur utama. Hal ini tentu sangat berbahaya karena dinding tersebut sewaktu-watu bisa rubuh dan menimpa orang yang ada di dekatnya.

  • Jika pondasinya tidak didesain untuk menahan momen, sebaiknya tidak menggunakan tumpuan jepit.
Bagi yang ingin melihat kasus kegagalan bangunan saat gempa di Padang bisa lihat di sini 

Dan bagi yang ingin mendownload detail penggambaran dan leaflet Bangunan Tahan Gempa bisa klik disini.

    Senin, 05 Juli 2010

    Desain Bangunan di Daerah Kutub

    Rumah Iglo Eskimo:
    Iglo adalah tempat berlindung bangsa Eskimo dari cuaca buruk serta gangguan binatang buas. Bila dilihat, bentuk iglo memang tak seperti rumah pada umumnya. Rumah itu berbentuk seperti kubah besar dengan sebuah lorong sempit sebagai pintu masuknya. Meski bentuk rumah ini terlihat sederhana, tapi tidak mudah meleleh dan strukturnya sangat kuat.
    Bangsa Eskimo membangun iglo pada musim dingin. Mereka memakai bongkahan es yang dibentuk kotak-  kotak seperti batu bata. Untuk menyusun bongkahan es menjadi iglo, bangsa Eskimo membuat lubang terlebih dahulu. Bentuk lubang melingkar dan berfungsi sebagai fondasi atau dasar bangunan. Setelah itu, bongkahan es berbentuk kotak itu diletakkan di dalamnya serta disusun searah jarum jam hingga membentuk kubah besar. Kabarnya, bila iglo dibangun dengan benar, bagian atapnya bisa menopang tubuh satu orang dewasa. Itu membuktikan betapa kuatnya struktur bangunan ini.

    Nah, meski terbuat dari bongkahan es, suhu di dalam iglo cukup hangat. Suhu di dalam rumah tak terpengaruh suhu di luar rumah. Jika diukur, suhu di dalam iglo bekisar antara - 7 hingga 16 derajat celsius. Sedangkan, suhu di luar rumah terutama ketika musim dingin bisa mencapai - 45 derajat celsius. Karena itu, bangsa eskimo merasa nyaman tinggal di dalam iglo. Biasanya, untuk menambah kehangatan, lapisan dalam iglo sering dilapisi dengan kulit binatang. Kulit tersebut bisa menghangatkan ruangan hingga 2- 20 derajat.

    Jenis
    Berdasarkan besar dan kegunaannya, iglo dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
    1.Iglo berukuran kecil :  dibangun untuk tempat berlindung sementara. Biasanya dibuat oleh para pemburu ketika melakukan pekerjaannya di padang es yang luas.

    2.Iglo berukuran sedang : dibangun untuk tempat tinggal semipermanen bangsa eskimo. Di dalamnya hanya terdapat satu ruangan yang bisa dihuni 2 keluarga sekaligus. Iglo berukuran sedang pada umumnya dibuat oleh suku Inuit. Di suatu daerah bila terdapat beberapa iglo berukuran sedang di suatu daerah, ada kemungkinan itu adalah desa suku Inuit.

    3.Iglo berukuran besar
    : Pada umumnya mempunyai 5 ruangan yang dapat menampung lebih dari 20 orang. Iglo tipe besar bisa juga merupakan gabungan beberapa iglo berukuran kecil yang masing- masing dihubungkan dengan terowongan. Iglo semacam ini biasanya hanya memiliki satu pintu sebagai pintu utama. Bagi suku bangsa eskimo, iglo berukuran besar dipakai untuk tempat berkumpul atau tempat pesta tradisional.

    Rahasia di Balik Bangunan Padang Pasir

    Mungkin Anda pernah mendengar istilah “Arsitektur lumpur”. Tapi jangan tergesa- gesa meremehkan arsitektur ini, sekalipun bahannya dari lumpur. Benar- benar karya monumental perpaduan antara sains dan seni yang sangat memukau. Dan teknologi ini masih tetap bertahan sejak ratusan tahun lalu sampai hari ini.
    Bila kebetulan Anda ke Afghanistan, siapa tahu Anda beruntung dapat melihat bangunan yang mungkin paling surrealis dan indah yang pernah Anda lihat. Di sana, di daerah sekitar tanah yang tandus, menjulang bangunan- bangunan yang disebut ziarat, serupa Masjid. Ukurannya besar , dibuat dari lumpur. 

    Gurun-gurun maha luas yang merentang dari India sampai Afrika Barat penuh dengan bangunan- bangunan yang menawan seperti ini. Seperti nenek- moyang mereka beribu- ribu tahun yang lampau, penghuni gurun- gurun ini tinggal dalam rumah- rumah yang sangat efisien yang dibuat dari lumpur. Lumpur merupakan salah satu jenis bahan yang paling murah, yang persediaannya melimpah.
    Penghuni gurun sudah lama tahu, lumpur bahan yang paling ideal bagi mereka. Karena lumpur dapat menyerap panas di siang hari, dan melepaskan panas perlahan-lahan pada malam hari. Dengan sedikit kreativitas, lumpur juga dapat dibuat menjadi kolom- kolom penyangga yang diukir menjadi relief- relief yang indah, dan dibentuk menjadi dinding raksasa dan menara-menara tinggi. Di India, Pakistan, Afghanistan, Iran, Niger, Mali, Mauritania, Senegel dan Marocco, di bawah teriknya matahari gurun, Anda akan banyak menemukannya.

    Penangkap Angin
    Di Pakistan misalnya, Anda dapat melihat “penangkap- penangkap angin” dari lumpur yang menjulang ke angkasa seperti teropong kapal selam. Alat ini dipasang di atas atap- atap rumah untuk menangkap angin dan mengarahkannya ke ruang rumah di bawah untuk pendinginan. Di Iran, ada menara- menara merpati dari lumpur yang tinggi dan lebarnya mencapai 9 m. Inilah tempat ribuan burung merpati disimpan. Untuk apa? Kotorannya diperlukan sebagai pupuk untuk kebun buah-buahan di daerah sekitar. Menara- menara ini ada yang sedemikian rupa dibentuk sehingga bila terlalu penuh terisi merpati, menara ini dapat dipecahkan sebagaimana layaknya kita memecahkan celengan Semar yang terbat dari tanah liat.
    Ada pula masjid- masjid lumpur yang tingginya lebih dari 30 meter dan dimahkotai dengan telur burung- burung unta. Dinding- dindingnya berupa lumpur yang dihiasi dengan ukiran indah yang sangat halus. Begitupun, jalan- jalan beratap yang gunanya melindungi orang dari sengatan Matahari dan angin.

    Lumpur membuat bangunan-bangunan yang “ramah”, hangat, lembut, manusiawi dan selaras sempurna dengan lingkungannya.Rumah- rumah di Maadid dan bangunan lumpur lainnya bukanlah hanya suatu keanehan, sisa dari suatu kebudayaan, atau seni yang mulai menghilang. Tetapi bagi berjuta-juta manusia di seluruh dunia, lumpur mungkin merupakan pemecahan yang paling ideal untuk mengatasi langkanya sumber daya dan cuaca yang keras. Ia adalah bahan bangunan yang sangat berguna untuk saat ini dan di masa depan, seperti yang telah dibuktikan selama ratusan tahun. Masjid besar di Djenne, Mali, adalah bukti betapa lumpur yang sehari- hari kita abaikan itu dapat dibuat menjadi bangunan raksasa yang sangat monumental dan indah memukau.

    Memperbaiki Talang Karpet yang Rusak

        Talang karpet adalah saluran air di atap yang menggunakan atau ditutup dengan alas karpet plastic. Saat terjadi kerusakan,  tidak harus mencopot yang lama. Perbaikan talang karpet dapat dilakukan dengan menimpakan karpet baru atau sekadar menambal yang berlubang. Ada beberapa penyebab talang karpet di rumah Anda rusak. Bisa terjadi karena lapuk, digerogoti tikus, atau permukaan dasar karpet tajam dan kotor.
    Jika talang karpet rusak, sebaiknya segera perbaiki. Kalau tidak, air tidak hanya merembes ke dalam rumah dan merusak elemen bangunan dibawahnya. Namun juga bisa menetes bahkan mengucur ke dalam ruangan. Langkah awal kita harus mencari bagian karpet yang telah rusak, biasanya disebabkan oleh usia. Karpet talang rata-  rata lapuk pada tahun ke 5 pemasangan. Ini karena perubahan cuaca, dari panas ke dingin atau sebaliknya yang berlangsung terus menerus. Akibatnya karpet mengeras, getas, dan lapuk.

    Faktor penyebab lainnya adalah karena gigitan tikus dan proses pemasangan awal yang tidak sempurna. Keduanya berpotensi membuat karpet rusak dan berlubang. Gigitan tikus meninggalkan bekas yang nyata. Lain halnya dengan proses pemasangan yang tidak sempurna. Kotoran berupa serpihan kayu, atau tonjolan paku pada rangka penyangga talang bisa melubangi karpet jika talang terinjak.

    Nah, cara renovasi talang karpet yang rusak kurang lebih demikian :
    1.    Buka setiap susunan genteng yang berhimpit langsung dengan talang.












     
    2.    Lepas seluruh paku atau pengikat karpet. Lalu angkat karpet lama.













    3.    Bersihkan karpet sambil mengamati apakah ada titik titik kebocoran pada karpet. jika jumlah titik terlalu banyak, maka sebaiknya ganti karpet dengan yang baru.







    4.    Bersihkan rangka kayu talang, periksa apakah terdapat keropos atau benda tajam. Jika ada rangka yang keropos, segera perbaiki. Bersihkan benda tajam, tonjolan paku atau kotoran pada rangka.













    5.    Pasang kembali karpet talang. Rekatkan karpet ke rangka pembentuknya. Gunakan paku dan semen jika perlu

    Memperbaiki Bercak Air di Dinding

        Musim hujan memang membuat kita tersadar dengan munculnya berbagai masalah seputar rumah. Salah satu yang menjengkelkan adalah rembesan air pada dinding. Rembesan ini pasti meninggalkan bercak pada permukaan tembok. Bukan hanya jorok, ruangan pun bisa ikutan bau dan lembap. Permasalahan diatas sebetulnya bisa diatasi. Langkah pertama , cari dulu sumbernya, sehingga perbaikan tidak perlu berulang- ulang.

        Beberapa penyebab dinding rembes antara lain  karena air tidak langsung jatuh ke talang. Sebagian airnya mungkin merembes ke dalam dinding. sehingga menjadi lembap dan berair. Bisa juga karena adanya celah yang terbentuk pada pertemuan dinding rumah Anda dengan tetangga.  Penyebab lainnya karena penggunaan batu alam sebagai pelapis dinding eksterior dan pengecatan dinding luar yang tidak sempurna. Solusinya adalah dengan mengatasi dulu sumber masalahnya, kemudian memperbaiki dindingnya.

        Dari semuanya, yang cukup sulit adalah jika penyebabnya karena penggunaan batu alam pada dinding eksterior. Air akan mengalir lewat celah batu dan masuk ke dalam dinding. Masalah ini memerlukan penanganan ekstra untuk perbaikannya.

    Untuk langkah- langkah pengerjaan renovasinya sebagai berikut :
    1. Kerok seluruh permukaan dinding yang rusak dengan scrap.













    2. Amplaslah permukaan dinding hingga rata. Bersihkan sisa kotorannya













    3. Lapis permukaan dinding dengan cat dasar. Pilih cat yang berbasis solventbase sealer.













    4. Terakhir, poles dengan cat permukaan dinding menggunakan cat interior terbaik

    Perencanaan Renovasi Rumah

    Semua bangunan mempunyai umur bangunan masing- masing. Pada umumnya, bangunan- bangunan d Indonesia ini didesain untuk jangka waktu 50 tahun. Panas dan dinginnya iklim, perubahan siang dan malam, penggunaan dan pengoperasian sehari- hari membuat rumah mengalami penyusutan kualitas ditambah dengan sifat manusia yang tidak pernah puas membuat renovasi rumah adalah suatu kebutuhan. Setiap rumah pun memerlukan renovasi/ perlakuan yang berbeda- beda, tergantung dari kesiapan dana, fisik, dan umur pakai rumah.

    Banyak pertimbangan yang sering dilakukan sebelum membangun rumah seperti berapa luas yang akan dibangun, material bangunan yang dipilih , jumlah dana yang dimiliki, peruntukan ruang, dan pemillihan corak warna. Beberapa alasan kenapa renovasi harus dilakukan yaitu :
    bangunan/ material sudah  lama, kurang nyaman, ataupun sudah rusak dan ingin diganti, ketika pemiliknya menginginkan interior rumah yang sesuai dengan keinginan, dan saat kebutuhan akan ruang tambahan sudah mendesak/ tata ruangannya sudah tidak sesuai sehingga menginginkan suasana baru

    Macam Renovasi :
    Renovasi memerlukan perencanaan yang matang. Renovasi asal- asalan dan tergesa- gesa akan menghasilkan kekecewaan. Penyebabnya bisa karena tukang yang kurang ahli, pemilihan bahan yang kurang cermat, dan perencanaan yang kurang matang. Ada beberapa langkah yang diperlukan untuk renovasi, yaitu : memperkirakan struktur bangunan lama, merencanakan renovasi yang akan dilakukan (tujuan, biaya, waktu, volume pekerjaan, rancangan gambar, bahan dan material, dan tukang ).
    Berdasarkan pekerjaan dan biaya, renovasi dapat kita kelompokkan menjadi 3 kelompok. Pengelompokkan ini penting untuk anda karena suatu pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan sebuah rumah memiliki item pekerjaan yang bervariasi.

    1.  Renovasi ringan : Dengan mengganti cat, keramik lantai, memperbaiki instalasi air dan listrik. Umumnya waktu pengerjaan renovasi berskala ringan ini antara 1 – 7 hari
    2.  Renovasi sedang : Dengan mengganti pagar rumah, tampak muka, menambah teras. Renovasi ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, lantai. Umumnya waktu pengerjaan renovasi ini membutuhkan waktu 7 – 30 hari
    3.  Renovasi total : Dengan mengganti total tata letak bangunan, atap, penambahan lantai, pelebaran sebuah ruangan, dll. Umumnya waktu pengerjaan renovasi ini antara sebulan hingga berbulan bulan.