Tentara tanpa rasa takut

Author : UnknownTidak ada komentar

sebuah negara tangguh bukan hanya ditentukan oleh peralatan canggih yang dimiliki, melainkan kekuatan pasukan yang memiliki skill bertempur yang tinggi. boleh dibilang negara yang memiliki banyak personil pasukan khusus, maka negara tersebut bisa menjadi ancaman negara lain yang lebih lemah. 





pasukan khusus dilatih untuk sabotase, pengambil alihan dan juga intelijen. sangat mungkin terjadi. bunker amunisi militer China, pesawat tempur F 35 Singapura di sabotase atau kapal selam Vietnam dihancurkan jika tidak dikawal oleh pasukan kontra intelijen yang berasal dari pasukan khusus atau satuan yang dilatih khusus. 





namun, bagaimanapun juga pasukan khusus adalah manusia. pasti akan mengalami degradasi usia yang berpengaruh terhadap kemampuan tempurnya. meskipun setiap hari menu latihan selalu di lahap dengan standar tinggi. namun umur seseorang tidak dapat berbohong. dari masuk sebagai tentara hingga terpilih dan digembleng menjadi pasukan khusus diperlukan waktu 5 - 10 tahun atau setara usia 29 tahun. sedangkan masa produktif fisik berat maksimal 40 tahun. sehingga regenerasi sangat cepat terjadi.


para pemimpin militer di seluruh dunia memahami permasalahan tersebut. maka dari itu muncullah alat bantu tempur yang bisa meringankan kerja fisik seorang prajurit. seperti skeleton ( mampu bawa beban hingga 200 kg ), aplikasi drone air, udara maupun darat, penggunaan pesawat bomber siluman untuk demolisi dan sabotase. mikronuklir untuk tsunami wave effect. namun semua itu tidak menjadikan penguasaan wilayah secara absolut.





coba kita melihat dari gempuran pesawat tempur dan rudal yang setiap hari siang malam terbang menuju sasaran di suriah dan irak. tidak juga menghilangkan kekuatan militer dari ISIS. perlu kekuatan darat yang bisa merangsek masuk ke garis pertahanan musuh dan itulah fungsi pasukan dengan skill khusus. namun saat ini konsep gerilya sudah mendunia dan daerah perkotaan menjadi perangkap yang menakutkan bagi prajurit setangguh apapun dalam perang kota ( gerilya dalam kota ).


solusi terbaik dengan peningkatan pasukan sniper yang terlatih, namun tidak akan berfungsi jika terjadi pertempuran dinamis antar gedung. sedangkan sniper hanya bisa memposisikan senjata di daerah yang sudah dikuasai ( aman ) dengan pandangan lurus. maka dibentuklah kendaraan lapis baja ringan yang mampu melindungi pasukan dari serangan sniper dan tembakan musuh, sekaligus sebagai lumbung pemantauan sniper yang terlindung didalam lapis baja.





dengan banyaknya kendala, militer mulai melirik robot sebagai alternatif penyerangan darat. dengan menggunakan drone darat untuk membantu penyerangan. sebuah lapis baja yang bergerak dari kendali remote dan dapat menembakkan peluru ke musuh dengan tepat. namun presisi target masih belum sebaik penguncian mata manusia. apalagi jika robot digunakan sebagai sniper, masih belum bisa menggantikan.


sepertinya memang kini saatnya humanoid menggantikan peran manusia secara nyata. berawal dari pengembangan teknologi drone saat ini, ke depan humanoid bisa berupa chasing peralatan otomatis dengan pengendali manusia yang berada didalamnya, atau berupa teknologi murni otomatis yang berpikir dan bergerak sesuai prediksi otak buatan. sisi positifnya dari humanoid adalah berkurangnya potensi kematian pasukan terlatih dan juga meningkatnya daya penetrasi ke dalam pertahanan musuh.





permasalahan yang timbul adalah kemampuan lindung dari rangka atau lapisan luar yang masih belum baik. peluru sniper sudah dapat menembus lapisan baja setebah 10 mm ( 1 cm ) tentu akan menjadi mubazir jika kita mengandalkan humanoid menjadi pasukan perintis. dengan harga mahal akan langsung rusak jika diberondong oleh para sniper. di point ini kita masih belajar mencari solusi atas lapisan pelindung luar yang baik. 


semoga dalam beberapa dekade ke depan, akan ditemukan sebuah teknologi perisai yang kebal serangan seperti yang ada di film fiksi ilmiah. star trek atau lainnya. sementara ini jika terjadi perang dalam kisaran waktu 10 tahun ke depan, maka teknologi drone menjadi faktor penting sebagai pendobrak garis depan. namun biaya perang yang akan terjadi menelan biaya yang bisa saja melumpuhkan ekonomi sebuah kawasan sekelas eropa atau amerika utara. kebangkrutan negara berimbas kepada keutuhan wilayah. 





Artikel Terkait

Posted On : Jumat, 23 September 2016Time : 04.25
SHARE TO :
| | Template Created By : Binkbenks | CopyRigt By : My Blog | |
close
Banner iklan disini
> [Tutup]