Author : UnknownTidak ada komentar
SEPUTARKUDUS.COM, PANJUNAN - Di tepi selatan Jalan Letkol Sudomo, tepatnya di Gang Empat Kelurahan Panjunan, Kecamtan Kota, Kudus, tampak rumah berlantai dua bercat abu-abu. Di lantai dua rumah tersebut tampak seorang wanita sedang mendesain gaun serta sesekali menerima panggilan telepon. Perempuan tersebut bernama Amelia Eka Sari (33), yang mendirikan Caramells Fashion karena ingin melepas kenyamanan kerja di kantor.
![]() |
Amel sedang membuat desain gaun koleksi Caramells Fashion. Foto: Rabu Sipan |
Disela aktivitasnya, perempuan yang akrab disapa Amel itu sudi berbagi kisahnya kepada Seputarkudus.com. Menurutnya, dia baru setahun merintis Caramells Fashion yang mendesain, membuat serta menjual gaun pesta. Sebelum merintis usahanya itu, Amel bekerja di perusahan obat ternama Indonesia selama empat setengah tahun dan menjabat sebagai brand manajer di Jakarta.
“Aku melihat pemilik usaha fashion yang menyediakan gaun pesta untuk kelas premium di Kudus masih jarang. Aku juga ingin lepas dari kenyamanan kerja di kantor dan ingin memiliki usaha sendiri, lalu aku memutuskan keluar kerja serta melepas jabatan brand manajer dengan gaji belasan juta sebulan dan mendirikan Caramells Fashion di Kudus,” ujarnya.
Baca juga: Baru Merintis Produksi Gaun Pesta, Amel Ketagihan Ikuti Pameran Serupa Kudus Trade Show 2016
Baca juga: Baru Merintis Produksi Gaun Pesta, Amel Ketagihan Ikuti Pameran Serupa Kudus Trade Show 2016
Perempuan lulusan S 2 Universitas Prasetiya Mulya Busines School (PMBS) Jurusan Manajemen tersebut mengatakan, sengaja memilih merintis usaha membuat gaun pesta karena sudah lama menyukai fashion. Selain itu dirinya mengaku suka mendesain gaun sejak kuliah. Setelah kuliah untuk memperdalam pengetahuanya tentang desain dan gaun pesta, dia ikut kursus desain dan rancang gaun di sela kesibukanya sebagai brand manajer perusahaan obat di Jakarta.
Setelah keluar bekerja dan merintis usaha di bidang fashion, Amel mengaku tetap melanjutkan kursus di Semarang untuk lebih mendalami tipe tubuh wanita. Karena menurutnya untuk mendesain gaun pesta wanita, harus paham secara detail antara bentuk pinggul, perut dan lengan. Itu agar gaun pesta yang diproduksi pas sesuai badan wanita pada umumnya. Dia juga mengatakan mendesain model dan merancang sendiri gaun pesta produk Caramells Fashion miliknya itu.
“Aku sengaja mendesain model dan merancang sendiri gaun pesta produk Caramells miliku. Karena menurutku mendesain model dan merancang busana itu membutuhkan seni dan kreatifitas, agar tercipta gaun yang cantik dan elegan, serta terdapat ciri khas sentuhan dari sang perancang yakni diriku sendiri. Agar kelak jika produk gaun pesta buatanku sudah familiar, orang mudah mengenali busana rancanganku hanya dengan melihat ciri khas yang aku sematkan pada gaun tersebut,” ujarnya
Dia mangatakan, produk gaun pesta rancanganya tersebut lumayan diminati. Selain di Kudus banyak teman atau koleganya yang di Jakarta membeli atau memesan gaun produk Caramells Fashion yang dia pasarkan melalui Instagram miliknya dengan id mycaramells. Menurutnya sebulan dia bisa menjual sekitar 15 pcs gaun pesta dengan harga mulai Rp 500 ribu untuk gaun pesta simpel dan harga Rp 1 juta untuk gaun culture.
Selain menjual produk gaun jadi yang selalu mengikuti model dan tren kekinian, wanita bermata sipit itu mengaku menerima pesanan pembuatan gaun pesta sesuai model dan bahan sesuai keinginan dari para pelanggan. Dan untuk membantunya membuat aneka model gaun pesta produk Caramells Fashion, katanya, dia mempekerjakan sekitar empat orang tenaga penjahit.
“Aku berharap gaun pesta produk Caramells fashion miliku yang aku pasarkan sacara online makin dikenal dan diminati. Dan sebelum membuka boutiqe, aku informasikan untuk semua orang yang ingin melihat secara langsung aneka gaun pesta yang anggun nan elegan, atau bagi siapa saja yang ingin memesan sesuai ukuran dan bentuk badanya bisa datang langsung ke rumahku dengan terlebih dulu menghubungi nomer HP 08179527877,” ungkap Amel.
Artikel Terkait
- Orang Singocandi Ini Tak Akan Melepas Yamaha 75 Butut Miliknya Meski Ditawar dengan Harga Selangit
- Warga Blora Ini Berharap Daerahnya Punya Taman Lampion yang Indah Seperti di Kudus
- Stasiun (3-Habis), Tiga Kali Datang ke Kudus, Bung Karno Naik Kereta dan Turun di Stasiun Wergu
- Safari Bersyukur, Usahanya Isi Ulang Korek Gas Bisa Hidupi Keluarga, Meski Sehari Kadang Hanya Dapat Rp 10 Ribu
- Berjualan Ayam Goreng Crispy di Perempatan Sucen, Wahyu Bisa Meraup Omzet Rp 2 Juta Sehari
- Sukses Berjualan Ayam Goreng Crispy, Wahyu Tak Pernah Lupa Jasa Baik Bu Nyai yang Membawanya Hijrah ke Kudus
- Toko Sandal Lucu di Kudus Tiga Tahun Dirintis Kini Memiliki 80 Reseller dengan Omzet Rp 20 Juta Sebulan
- Pria Tak Lulus SD Ini Bisa Bangun Rumah Bertingkat dan Beli Mobil Hasil Berjualan Bakso Bakar
- 35 Tahun Berjalan Kaki Menjual Kerupuk, Dalhar Tetap Bersyukur Meski Tak Jarang Dipalak Orang
- Aris Buka Jasa Perbaikan Lampu Hemat Energi Siang Hari di Pasar Bitingan Karena Sedikit Saingan
- Saking Larisnya, Toko ARS sering Kehabisan Stok Klakson Telolet, Banyak Pembeli Pulang dengan Tangan Hampa
- Kiss, Perempuan Asal Cluwak Pati Ini Coba Peruntungan di Kota Kretek Jual Batik Tulis Bakaran Khas Pati
- Demi Passion di Bidang Fashion, Amel Rela Tinggalkan Jabatan Brand Manager dan Gaji Belasan Juta
- Aksesoris Bros Al Diar Berbahan Alklirik Laris Manis Dibeli Pengunjung Kudus Trade Show 2016
- Baru Merintis Produksi Gaun Pesta, Amel Ketagihan Ikuti Pameran Serupa Kudus Trade Show 2016
Posted On : Rabu, 07 Desember 2016Time : 02.38