Author : UnknownTidak ada komentar
SEPUTARKUDUS.COM, BARONGAN - Di tepi Jalan Sosrokartono, tepatnya pojok tenggara lampu merah Proliman Desa Barongan, Kecamatan Kota, tampak kios berwarna kuning. Di dalamnya terlihat dua pria sedang mengoperasikan mesin jahit. Satu diantara pria tersebut bernama Agus Suherman (41), pemilik usaha Sido Bordir. Dia selalu kebanjiran order saat memasuki tahun ajaran baru sekolah. Pesanan dalam jumlah banyak, dia berani banting harga hingga "mepet".
Herman sedang membordir pesanan pelanggannya. Foto: Rabu Sipan |
Kepada Seputarkudus.com, pria yang akrab disapa Herman tersebut sudi berbagi kisah tentang usahanya tersebut. Dia mengatakan mulai membuka usaha bordirnya tersebut saat dirinya belum menikah, tepatnya pada tahun 1999. Seingat Herman, sejak dulu setiap masuk ajaran baru dia mendapat order untuk bordir nama siswa dari beberapa sekolah di Kudus.
“Setiap masuk ajaran baru aku bisa mendapatkan orderan bordir nama siswa pada bet seragam dari beberapa sekolah di Kudus. Bahkan total orderanya bisa di atas 2.000 bet yang semua harus dibordir sesuai nama siswa dan siswi beberapa sekolah. Karena orderan bet nama begitu banyak, harga bordir nama yang biasanya aku tarif Rp 5 ribu, aku beri harga khusus Rp 1500 per pcs,” ujarnya.
Pria dari Tasikmalaya tersebut mengatakan, selain menerima bordir tulisan pada bet, setiap hari dia mengaku menerima pesanan bordir pada berbagai macam bahan kain, di antaranya, topi, kaus, jaket, handuk dan lain sebagainya. Dia juga mengatakan, untuk ongkos bordir dia tarif Rp 5 ribu sampai Rp 15 ribu untuk bordir tulisan. Sedangkan bordir gambar dia hargai Rp 30 ribu sampai Rp 60 ribu.
Bersama adiknya, Herman mengaku bisa mengerjakan 15 border pada kaus dan jaket, 50 bordir pada handuk. Jika ada, dia mengaku bisa mengerjakan ratusan bordir pada bet seragam. Selain menerima bordir, kata dia juga menjual topi dengan bonus bordir sesuai keinginan para pembeli.
“Di kios Sido Bordir miliku, selain menerima pesanan berbagai macam bordir aku juga menjual aneka model topi yang aku jual dengan harga Rp 15 per pcs untuk jenis topi anak. Dan Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu untuk topi dewasa. Semua harga tersebut sudah termasuk bonus bordir sesuai keinginan para pembeli topi,” kata pria yang memperistri wanita warga Desa Kaliputu, Kecamatan Kota.
Dia menuturkan, kiosnya tersebut buka setiap Senin hingga Sabtu mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Dia juga mengatakan, kios yang dia tempati tersebut bukan miliknya, dia mengontrak dengan harga Rp 6 juta setahun.
Artikel Terkait
Posted On : Kamis, 08 Desember 2016Time : 05.49