Author : UnknownTidak ada komentar
SEPUTARKUDUS.COM, RENDENG – Tumpukan batu alam terlihat tertata rapi di tepi Jalan Jendral Sudirman, tepatnya di Desa Rendeng, Kecamatan Kota, Kudus. Tampak Seorang pria mengenakan kaus warna abu-abu sedang berbincang-bincang dengan calon pembeli. Pria tersebut yakni Gian Ginanjar Suryana (18), pria asal Cirebon yang kini mantap berjualan batu alam di Kudus, setelah gagal membuka usaha gorengan di Tanggerang.
![]() |
Gian sedang menata batu alam di depan tokonya, Jalan Jendral Sudirman, Desa Rendeng, Kota, Kudus. Foto: Sutopo Ahmad |
Sembari melayani pelanggan, Gian begitu akrab disapa, Sudi berbagi cerita kepada Seputarkudus.com tentang usaha penjualan batu alam miliknya. Dia menjelaskan, usaha yang dia tekuni sudah berlangsung sekitar enam tahun, tepatnya pada tahun 2010. Sebelum membuka usaha batu alam, dulu dia sempat berjualan gorengan, namun usahanya tidak berkembang sesuai yang dia harapkan.
“Awalnya dulu saya usaha menjual gorengan di Tanggerang. Setelah setengah tahun berjualan hanya cukup untuk biaya hidup, saya mulai berhenti berjualan dan berfikir membuka usaha lain. Berhubung adik dari kakak ipar saya punya usaha batu alam, saya mulai coba-coba untuk berjualan batu alam di Kudus,” ungkap Gian waktu ditemui di ruko tempat dia berjualan.
Pria yang mengaku lulusan sekolah menengah pertama (SMP) ini mengatakan, usaha batu alam miliknya bernama Mulia Stone, yang menjual berbagai jenis dan motif batu alam. Selain itu, tempatnya juga menyediakan tukang borong pemasangan batu alam bagi setiap pelanggan yang membutuhkan jasanya tersebut.
“Usaha saya tidak menjual batu alam saja, tapi saya juga menerima jasa pasang batu alam dan pembuatan taman minimalis,” ujarnya.
Dia menjelaskan, sejumlah batu alam yang dijual dia dapatkan dari tempat dia tinggal, Cirebon. Batu alam yang dia jual meliputi, batu alam jenis andesit, palimanan, batu candi, batu lempeng, koral sikat serta cat kolting batu alam. Untuk cat kolting, dia mengaku membeli dari sales asal Surabaya dan Tanggerang.
Dia menambahkan, untuk harga yang ditawarkan Mulia Stone berbeda-beda, tergantung jenis, ukuran dan motif dari produk yang dijual. Batu alam jenis andesit dengan ukuran 20x40 sentimeter dijual seharga Rp 120 ribu, palimanan serta candi seharga Rp 95 ribu untuk polos dan Rp 120 ribu untuk batu alam yang bermotif. Sedangkan koral sikat per pak dia jual seharga Rp 25 ribu dan Rp 60 ribu per karung. Sedangkan batu lempeng, dia jual seharga Rp 50 ribu per meter.
“Untuk pelanggan yang membeli kebanyakan semua dari wilayah Kudus, Pati, Demak serta Jepara. Biasanya mereka membeli batu alam jenis andesit polos, soalnya jenis tersebut minimalis dan elegan. Kalau modal awal, saya tidak pernah menghitung, tapi kalau omzet pada saat sepi pembeli paling Rp 15 Juta, kalau ramai bisa mencapai Rp 50 juta per bulan,” tambahnya.
Artikel Terkait
- Saking Larisnya, Toko ARS sering Kehabisan Stok Klakson Telolet, Banyak Pembeli Pulang dengan Tangan Hampa
- Anisa, Tukang Pijat Tunanetra yang Tetap Sabar Meski Sering Dilecehkan Pelanggan 'Nakal'
- Setelah Pijat di Panti Pijat Tunanetra Anisa, Joko Merasa Fresh dan Ingin Datang Lagi Setiap Kali Capai Kerja
- Tak Kapok Gagal Usaha Jual Gorengan di Tangerang, Pria Asal Cirebon Ini Mantap Buka Usaha Batu Alam di Kudus
- Masyarakat Kudus yang Ingin Punya Uang Desain Baru Sabar Dulu, Pekan Depan Bisa Diburu
- Gawik Bangga, Meski Bekerja Sebagai Juru Parkir, 6 Anaknya Tak Ada yang Putus Sekolah
- Saat Malam Tiba, Penjual Mainan Anak-Anak Asal Jepara Ini Bermalam di Hotel untuk Menikmati Hidup
- Orang Singocandi Ini Tak Akan Melepas Yamaha 75 Butut Miliknya Meski Ditawar dengan Harga Selangit
- Warga Blora Ini Berharap Daerahnya Punya Taman Lampion yang Indah Seperti di Kudus
- Stasiun (3-Habis), Tiga Kali Datang ke Kudus, Bung Karno Naik Kereta dan Turun di Stasiun Wergu
- Berjualan Ayam Goreng Crispy di Perempatan Sucen, Wahyu Bisa Meraup Omzet Rp 2 Juta Sehari
- Sukses Berjualan Ayam Goreng Crispy, Wahyu Tak Pernah Lupa Jasa Baik Bu Nyai yang Membawanya Hijrah ke Kudus
- Toko Sandal Lucu di Kudus Tiga Tahun Dirintis Kini Memiliki 80 Reseller dengan Omzet Rp 20 Juta Sebulan
- Pria Tak Lulus SD Ini Bisa Bangun Rumah Bertingkat dan Beli Mobil Hasil Berjualan Bakso Bakar
- 35 Tahun Berjalan Kaki Menjual Kerupuk, Dalhar Tetap Bersyukur Meski Tak Jarang Dipalak Orang
- Aris Buka Jasa Perbaikan Lampu Hemat Energi Siang Hari di Pasar Bitingan Karena Sedikit Saingan
Posted On : Kamis, 08 Desember 2016Time : 23.34