Author : UnknownTidak ada komentar
SEPUTARKUDUS.COM, DERSALAM - Puluhan kendaraan terlihat berhenti di lampu merah Prima Desa Dersalam, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus. Tak jauh dari timur lampu merah, terlihat seorang pria mengenakan kaus oblong berwarna abu-abu dengan celana kolor berwarna merah sedang menjemur plat nomor di atas jok motor. Pria itu bernama Elga Marvin Santoso (21), dia mengaku sudah empat tahun ikut saudaranya di Kudus untuk belajar berwirausaha.
Marbin sedang menjemur plat nomor pesanan pelanggan. Foto: Ahmad Rosyidi |
Marvin, begitu dia akrab disapa, sudi berbagi cerita kepada Seputarkudus.com tentang pekerjaannya sebagai pembuat plat nomor. Dia menceritakan, dirinya hanya lulus sekolah menengah pertama (SMP). Kemudia dirinya memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah dan ikut saudara di Kudus yang memiliki usaha pembuatan plat nomor dan stempel.
“Sejak tahun 2012 saya ikut saudara di Kudus, saya ingin belajar berwirausaha. Rencana usai Lebaran tahun depan saya pulang dan membuka usaha seperti ini di Blora. Saya sengaja tidak melanjutkan sekolah karena lulusan SMA susah cari kerja, jadi saya ikut saudara saja belajar wirausaha,” ungkap anak pertama dari empat bersaudara itu.
Marvin mengungkapkan dirinya jarang pulang ke Blora, dia hanya pulang saat ada acara tertentu. Meski jarang bertemu keluarga, Marvin sudah merasa terbiasa jauh dari keluarga karena sejak lulus sekolah dasar (SD) dirinya ikut saudaranya di Rembang dan sekolah SMP di sana.
Dia membuka lapak jasa pembuatan plat nomor, setempel, dan papan nama mulai pukul 7.30 WIB hingga pukul 15.30 WIB. Pelanggan yang datang tiap hari rata-rata sekitar dua hingga tiga orang. Karena dirinya sendirian, Marvin mengaku tidak bisa melayani banyak pelanggan.
Marvin merinci harga dan waktu pembuatan plat nomor yang dibuatnya. Untuk harga jasa permak plat nomor mulai Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu. Untuk pembuatan plat nomor sementara seharga Rp 25 ribu, dan waktu yang dibutuhkan kurang lebih satu hari. Setempel warna mulai harga Rp 50 ribu hingga hingga Rp 100 ribu. Sedangkan setempel dari kayu mulai harga Rp 15 ribu hingga Rp 70 ribu, dan bisa jadi dalam sehari.
“Papan nama dari mika harga mulai Rp 15 ribu hingga Rp 80 ribu, dan yang paling laris papan nama ruangan yang harganya Rp 25 ribu. Biasanya membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga hari. Tetapi bisa mundur saat musim hujan, karena proses pengeringan membutuhkan sinar matahari,” jelas anak petani itu.
Meski dirinya berniat membantu saudaranya sambil belajar, Marvin mengungkapkan mendapat gaji bersih Rp 500 ribu per bulan. Karena untuk makan dan uang bensin dia sudah dicukupi saudaranya.
“Meski saya membantu saudara tetapi masih mendapat gaji bersih Rp 500 ribu per bulan. Selain itu untuk bensin dan makan sudah dicukupi saudara saya. Jadi lumayan bisa saya tabung,” katanya.
Artikel Terkait
Posted On : Sabtu, 10 Desember 2016Time : 22.51