Author : UnknownTidak ada komentar
SEPUTARKUDUS.COM, LANGGARDALEM - Di tepi Perempatan Sucen, tepatnya di Desa Langgardalem, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, tampak beberapa siswi sekolah mengerumuni gerobak. Di atas gerobak terlihat puluhan tusuk bakso di atas alat pemanggangan. Di samping gerobak tampak seorang pria muda yang begitu cekatan memasukan beberapa bakso ke dalam kantong plastik. Pria tersebut bernama Ratno Santoso (19), yang menjual bakso bakar untuk biaya sekolah adiknya.
![]() |
Santoso melayani sejumlah siswa Banat NU Kudus yang membeli bakso bakar. Foto: Rabu Sipan |
Pria yang akrab disapa Santoso itu sudi berbagi kisah kepada Seputarkudus.com tentang pekerjaannya berjualan Bakso Rindu. Dia mengatakan, mulai bekerja ikut tetangganya menjual bakso bakar dan kuah selama tiga tahun. Dia bekerja setelah lulus sekolah menengah pertama (SMP). Dirinya mengaku tidak bisa melanjutkan sekolah karena tidak ada biaya.
“Sekolah di SMP saja aku sering nunggak iuran buku, seragam dan lainya. Bahkan aku hampir putus sekolah dan tidak lulus. Padahal waktu itu aku sudah mendapatkan beasiswa bebas SPP selama tiga tahun. Setelah lulus aku bekerja agar bisa membantu membiayai sekolah adikku,” ujarnya.

Pria yang berasal dari Sukoharjo itu mengatakan, dirinya berjualan bakso bakar dan kuah di Kudus ikut tetangganya yang sudah lama tinggal di Desa Singocandi, Kota. Menurutnya bosnya tersebut membuat sendiri ribuan pentol bakso. Dia dibayar Rp 1,5 juta sebulan. “Besaran gaji tersebut merupakan penghasilan bersih, karena makan, pulsa, semua ditanggung oleh bosku,” jelas Santoso.
Dia mengatakan menjual bakso kuah mulai harga Rp 2 ribu dan bakso bakar dijual seharga Rp 1 ribu satu tusuk. Dia mengaku berjualan setiap hari mulai pukul 10.00 WIB hingga 20.30 WIB. Dalam sehari dia bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 1,1 juta saat sepi, dan Rp 1,9 juta sehari bila sedang ramai.
“Semoga dengan aku selalu mengirimkan sebagian gajiku kepada ayahku, harapanku dua adiku bisa mengenyam pendidikan lebih tinggi dariku bisa terwujud. Dan aku juga selalu menabung gajiku yang sebagianya agar kelak aku bisa mendirikan usaha sendiri,” harap Santoso.
Artikel Terkait
- Toko Sandal Lucu di Kudus Tiga Tahun Dirintis Kini Memiliki 80 Reseller dengan Omzet Rp 20 Juta Sebulan
- Pria Tak Lulus SD Ini Bisa Bangun Rumah Bertingkat dan Beli Mobil Hasil Berjualan Bakso Bakar
- Warga Blora Ini Berharap Daerahnya Punya Taman Lampion yang Indah Seperti di Kudus
- Stasiun (3-Habis), Tiga Kali Datang ke Kudus, Bung Karno Naik Kereta dan Turun di Stasiun Wergu
- 35 Tahun Berjalan Kaki Menjual Kerupuk, Dalhar Tetap Bersyukur Meski Tak Jarang Dipalak Orang
- Tak Ingin Membebani Keluarga, Mahasiswa Tingkat Akhir STAIN Kudus Ini Rela Berjualan Kerang Setiap Malam
- Sempat Jatuh Karena Terimbas Isu Bakso Berformalin, Pak Lan Bangkit dan Sukses dengan Terminal Es
- Iksab TBS Lakukan Pendataan dan Pemetaan Potensi Alumni
- Dua Mahasiswi Asal Afrika Selatan Ini Diminta Mengulek Bumbu Rujak Saat Berkunjung ke MTs Ibtidaul Falah
- Marvin Rela Tak Lanjut Sekolah untuk Magang di Kudus Demi Cita-Cita Dirikan Usaha Pembuatan Stempel di Blora
- Yotin Pahabol, Beswan Djarum Asal Papua Sangat Antusias Belajar Membatik di GOR Jati PB Djarum Kudus
- Berjualan Ayam Goreng Crispy di Perempatan Sucen, Wahyu Bisa Meraup Omzet Rp 2 Juta Sehari
- Sukses Berjualan Ayam Goreng Crispy, Wahyu Tak Pernah Lupa Jasa Baik Bu Nyai yang Membawanya Hijrah ke Kudus
- Niat Awal Berjualan Martabak Telur Puyuh untuk Membantu Suami Cukupi Kebutuhan, Kini Justru Sebaliknya
- Santoso Pilih Tak Lanjut Sekolah untuk Jual Bakso Rindu Demi Biayai Pendidikan Dua Adiknya di Sukoharjo
- Orang Singocandi Ini Tak Akan Melepas Yamaha 75 Butut Miliknya Meski Ditawar dengan Harga Selangit
Posted On : Sabtu, 10 Desember 2016Time : 20.28