Author : UnknownTidak ada komentar
Kampung inggris atau kampung bahasa adalah sebutan buat Dusun Singgahan, Desa Pelem, Kecamatan Pare Kabupaten Kediri, dimana ada puluhan tempat kursus bahasa asing berada. Hal ini tak lepas dari peran Muhammad Kalend Osen asal Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, 20 Februari 1945. Di kampung halamannya Pak Kalend berprofesi sebagai guru namun profesi sebagai guru di Kalimantan tidak membuatnya puas untuk menimba ilmu. Hingga pada usia 27 tahun dia memilih melanjutkan pendidikan di Pulau Jawa.
SEJARAH
Pada tahun 1971 Pak Kalend belajar di Pondok Pesantren Modern Darusssalam, Gontor, Ponorogo. Di Gontor Kalend tidak sampai lulus hanya mengenyam pendidikan hingga kelas lima Kuliatul Muallimin Al Islamiyah (setara kelas dua SMA). Padahal saat itu usia Pak Kalend sekitar 31 tahun.
Sekitar tahun 1976, Pak Kalend datang ke Dusun Singgahan untuk belajar berguru kepada KH. Ahmad Yazid, tokoh agama setempat sekaligus pengasuh masjid dan Pondok Darul Falah. Kiai Yazid juga dikenal menguasai sembilan bahasa asing selain pengetahuan agama yang luas.
Sebenarnya Pak Kalend tidak sengaja memulai mengajar bahasa inggris. Saat itu ada dua mahasiswa semester akhir IAIN Sunan Ampel, Surabaya yang datang ke Pare untuk berguru bahasa inggris kepada Kiai Yazid. Kedua mahasiswa itu akan menjalani ujian akhir bahasa Inggris di kampusnya untuk mendapatkan gelar sarjana. Namun saat itu Kiai Yazid sedang keluar daerah, padahal ujian akhir tinggal lima hari lagi.
Akhirnya istri Kiai Yazid menyarankan mahasiswa tersebut untuk belajar bahasa Inggris kepada Pak Kalend. Pak Kalend pun memberanikan diri untuk mengajar dua mahasiswa itu, walau dia belum pernah mengenyam bangku kuliah. Akhirnya keduanya belajar bahasa Inggris bersama Kalend di Masjid Darul Falah selama lima hari untuk membahas 350 soal yang menjadi acuan untuk ujian bahasa Inggris dua mahasiswa itu.
Berbekal pelajaran dari Pak Kalend, kedua mahasiswa itu lulus dan menyandang gelar sarjana. Setelah ujian di IAIN Sunan Ampel Surabaya, kedua mahasiswa tersebut kembali berguru kepada Pak Kalend. Kisah sukses kedua mahasiswa itu lantas menyebar dari mulut ke mulut. Sejak saat itu banyak santri yang berguru kepada Pak Kalend. Akhirnya Pak Kalend mendirikan lembaga kursus yang diberi nama BEC, yang pada awalnya juga masih di serambi masjid. Pesertanya pun hanya remaja sekitar dan tanpa biaya.
Setelah BEC berdiri dan masyarakat luas mengetahui kampung inggris, bermunculan lembaga kursus lainnya yang berdampak positif bagi masyarakat sekitarnya. Secara tidak langsung, penduduk sekitar sangat merasakan manfaat dari sisi ekonomi. Awalnya penduduk sekitar bermata pencaharian sebagai petani, sekarang penduduk dapat membuka usaha lain seperti rumah kos, warung, warnet, toko, counter handphone, fotokopi dan sebagainya.
Selain dari segi ekonomi dampak positif lainnya adalah tingkat pendidikan masyarakat makin tinggi, pengetahuan bahasa masyarakat secara tidak langsung juga bertambah.
Tempat Tinggal/Kos
Sekarang sangat mudah memilih tempat tinggal atau Kos di kampung inggris ini begitu banyak penduduk yang membuka Kos untuk tempat tinggal sementara selama belajar disana. Ada dua jenis kos yaitu Kos biasa dan kos english area. kos biasa adalah kos yang hanya untuk tempat tinggal menginap saja. Kos dengan label English area yaitu kosan yang juga memiliki program bahasa English untuk menunjang materi di tempat kursus. Di kos english area ini anda wajib menggunakan bahasa inggris dalam komunikasi sehari-hari. Bahkan ada pembimbing khusus dari tempat kursus yang yang ditugaskan melatih bahasa inggris didalam kos. Sebuah kombinasi yang bagus, di dalam kursus diajari materi dan praktek di dalam kehidupan sehari-hari juga dipraktekkan disertai pembimbing di dalam Kos!
tarif kos pun super murah antara 50-100ribu. Makanan juga cukup murah rata-rata 3rb-5rb rupiah.
Lingkungan
Lingkungan di kampung inggris ini sangat kondusif. Untuk muslim disini mengharuskan anda untuk memakai Jilbab bagi perempuan dan bagi laki-laki memakai kemeja dan celana panjang. Apalagi di tempat kursus yang sangat disiplin seperti BEC. Di kampung inggris ini biaya hidup cukup murah, bahkan bisa dibilang sangat murah. Baik kos tempat tinggal ataupun makanan.
Tidak usah bingung untuk transportasi, tersedia persewaan sepeda untuk transportasi ringan, umumnya 50rb rupiah per bulan apalagi bila ditanggung rame-rame dengan teman se-kos. Kalau dari luar kota transportasi juga cukup mudah karena kampung inggris ini dilewati bus dari surabaya-tulungagung.
Tempat Kursus
Cukup sulit untuk menyebutkan nama satu persatu dengan begitu banyak lembaga kursus di kamoung inggris ini. Sebagai gambaran di BEC milik Pak Kalend, disana siswa benar-benar dituntut untuk disiplin dan kemauan belajar tinggi. Anda tidak bisa semaunya bolos tanpa ijin. bahkan bila tidak masuk 3 hari saja Siswa dikeluarkan. Menurut teman yang belajar disana, dia sangat puas dengan metode pengajarannya walaupun tingkat awalnya takut dengan aturan BEC yang cukup ketat. Kalau tidak mampu menempuh level dalam waktu ditentukan siswa bisa di keluarkan.
Umumnya pada saat musim liburan sekolah, kampung inggris ini diserbu pelajar yang ingin belajar bahasa inggris.
Kalau anda ingin model “santai” pilihlah yang model kuliahan, Siswa sendiri yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Dari tulisan diatas, tak salah bila Seputar indonesia menganugerahi Pak Kalend Osen sebagai tokoh pendidik teladan dan mendapatkan penghargaan People of The Year (POTY) 2009.
Pemilihan Kalend Osen sebagai tokoh pendidik teladan hingga mendapatkan penghargaan People of The Year (POTY) 2009 dari Seputar Indonesia bukan tanpa alasan.
Artikel Terkait
Posted On : Kamis, 18 Oktober 2012Time : 19.09