Author : UnknownTidak ada komentar
Bikin Bangga Kediri: Kios Bensin Kejujuran
Abdul Mukti Muraharjo (53) tidak tahu menahu tentang program pemerintah dalam pemberantasan korupsi. Ia hanya bermaksud membantu masyarakat yang kehabisan bensin pada malam hari, sehingga membuka kios bensin kejujuran. Hanya saja balasan yang diterima justru banyak yang mengemplang, malah ada yang tega membayar dengan uang palsu.
Memang sulit menemukan orang yang benar-benar jujur. Itu dirasakan betul oleh Abdul Mukti Muraharjo yang membuka kios bensin kejujuran yang buka 24 jam di seberang rumahnya Jl Veteran, Kota Kediri.
Semenjak kios bensin kejujuran berdiri empat bulan silam, justru kerugian besar yang dialami. Tercatat kiosnya kehilangan 84 liter bensin yang tidak dibayar oleh pembeli. Selain itu delapan botol serta dua corong hilang diambil orang.
Selain itu, tidak semua pembeli membayar sesuai harga. Ada yang kurang dan bahkan membayar dengan uang palsu (upal). Ada juga pembeli berpakaian seragam pegawai negeri sipil (PNS) mengambil bensin dengan cara utang sampai sekarang belum dibayar. “Sebagai PNS mestinya punya penghasilan tetap, tapi kok teganya membeli bensin Rp 5.000 saja sampai sekarang belum dibayar,” tutur Abdul Mukti.
Kios bensin kejujuran milik Abdul Mukti menyediakan bensin botolan yang ditata berderet di sebelah toko tendanya. Sang pemilik membiarkan pembeli mengambil sendiri bensin dan diharapkan membayar dengan uang pas dengan cara memasukkan uang ke toples plastik yang telah disediakan.
Kios bensin kejujuran itu juga dipasang poster yang berisi panduan tata cara membeli. Di antaranya, pembeli diminta mengambil sendiri, kemudian membayar dengan memasukkan uang pas ke dalam toples. Pada poster juga ditulisi “Tuhan telah mengawasi kita” serta ucapan terima kasih atas kejujuran dan kedatangan pembeli.
Tujuan mulia Abdul Mukti membuka kios bensin kejujuran adalah untuk melayani masyarakat yang kehabisan bensin pada malam hari. “Saya kasihan tengah malam sering menjumpai orang yang menuntun sepeda motor karena kehabisan bensin,” ungkapnya.
Atas dasar itulah Abdul Mukti kemudian membuka kios bensin yang buka selama 24 jam penuh di seberang rumahnya. Namun karena tidak setiap saat dapat menunggu kiosnya, sang pemilik membiarkan pembeli mengambil dan membayar sendiri.
Sehari-hari Abdul Mukti adalah penarik becak yang mangkal di depan rumahnya. Ia juga berjualan tanaman hias dan buah-buahan dalam pot serta menjual binatang hobi seperti hamster, ayam kate, marmut, ikan hias serta kelinci di depan rumahnya. Usaha jualannya tidak setiap hari laku.
Meski lebih sering dirugikan dengan ulah para pembeli, Abdul Mukti mengaku tidak akan menutup kios bensinnya. Karena tujuannya untuk membantu masyarakat yang kehabisan bensin, dia akan tetap membuka kios itu. “Memang banyak teman-teman saya yang bilang saya stres dan berbuat konyol. Tapi karena tujuan saya membantu, saya ikhlas saja,” ungkap bapak tiga putera itu.
Terhadap pembeli yang ngemplang, Abdul Mukti hanya berucap pembeli yang tidak membayar itu tidak takut dengan dosa hanya karena uang Rp 5.000. “Saya ikhlaskan saja, tapi yang tidak membayar nanti akan berurusan dengan Allah,” tambahnya.
Abdul Mukti mengaku mendapat pelajaran dan petuah untuk berbuat ikhlas setelah menjadi mualaf tahun 1991 silam. Saat itu salah seorang kiai Ponpes Lirboyo mengajarkan untuk berbuat ikhlas dan membantu sesama.
Ia mengaku tidak latah mendirikan kios bensin kejujuran karena maraknya kantin kejujuran yang didirikan di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Seperti diketahui kantin kejujuran terbentuk sejak tahun 2007. Kantin kejujuran berawal dari kesepakatan Kejaksaan Agung RI dengan Karang Taruna Nasional. Tujuannya untuk menumbuhkan kejujuran melalui pendidikan yang merupakan strategi dasar penanggulangan korupsi. Setidaknya telah berdiri 6.705 kantin kejujuran di seluruh Indonesia, namun 167 di antaranya kemudian bangkrut. Menurut Kejaksaan Agung, ratusan kantin itu bangkrut karena salah satunya pembeli mengambil uang kembalian melebihi dari yang seharusnya.
Sejumlah warga yang ditemui Surya mengaku sangat terbantu dengan keberadaan kios bensin kejujuran yang dibuka Abdul Mukti. Seperti dikemukakan Warsito (44), warga Mojoroto yang mengaku pernah membeli bensin di kios bensin kejujuran. Saat itu tengah malam sepeda motornya tiba-tiba mogok karena kehabisan bensin. Beruntung ada warga yang memberitahu kalau ada kios bensin milik Abdul Mukti.
Semula Warsito mengaku sempat ragu untuk mengisi bensin karena pemiliknya tidak ada di tempat. Tapi karena di kios itu ada panduan tata cara mengisi bensin kejujuran dia akhirnya memberanikan diri. “Setelah ambil bensin, saya membayar Rp 5.000 dengan memasukkan ke toples plastik,” tuturnya.
Warsito memberi acungan jempol kepada Abdul Mukti yang berani membuka kios bensin kejujuran. Selain melatih masyarakat untuk berbuat jujur, juga berani menanggung risiko rugi karena dipastikan banyak yang mengemplang. “Mudah-mudahan kios itu melatih kejujuran masyarakat,” harapnya.
Pemilik kios bensin kejujuran Abdul Mukti Muraharjo menerima penghargaan PWI Award dari PWI Perwakilan Kediri.
Artikel Terkait
Posted On : Kamis, 18 Oktober 2012Time : 19.02