Author : UnknownTidak ada komentar
Istilah BULE WATER NAVY merupakan julukan kepada armada perang yang memiliki konfigurasi komplit untuk mampu mengarungi samudera melintasi benua dalam waktu berbulan bulan tanpa harus menepi untuk mengisi bahan bakar dan logistik. tentunya dibutuhkan persiapan dan konfigurasi armada yang saling mendukung. terutama kapal perang pemukul musuh dan kapal pengangkut logistik. armada kapal perang blue water navy tidak selalu harus dilengkapi kapal induk yang mampu mengangkut puluhan jet tempur.
Kunci dari armada lintas benua adalah kesiapan kapal logistik meskipun hanya 10 % dari total populasi armada, namun vital karena untuk mensupli kebutuhan bahan bakar dan persenjataan yang mencukupi apabila terjadi penyerbuan atau pertempuran langsung yang berlangsung berminggu minggu. selain itu kapal logistik juga ada yang berperan sebagai penyapu ranjau, rumah sakit terapung dan pusat data kelautan. dengan formasi armada mencapai 50 - 60 kapal menjadikan kekuatan luar biasa yang dapat menerobos garis pertahanan sebuah negara.
Sedangkan untuk armada perang sebuah negara yang kokoh seharusnya sudah masuk dalam kategori GREEN WATER NAVY, dimana kemampuan armada kapal perang dapat menjaga samudera di sekitar negara nya dan mampu melakukan serangan pendahuluan jauh diluar batas kritis pertahanan laut sebuah negara. jika indonesia, maka diperlukan armada kapal perang yang mampu melintas dari india hingga hawaii tanpa berlabuh untuk recharge bahan bakar maupun logistik lainnya.
Formasi ideal untuk armada tempur kapal perang yang disesuaikan dengan armada GREEN WATER NAVY yang dimiliki adalah berjumlah 25 - 30 unit per armada. dengan rincian :
- 1 unit kapal LPD dan sebagai kapal komando
- 10 unit kapal perusak kelas fregat dan sigma,
- 6 unit kapal peluncur rudal,
- 5 unit kapal pengawal dan perintis kelas korvet,
- 2 unit kapal LST Amphibi,
- 2 unit kapal pendukung dan logistik,
- 2 unit kapal selam,
- 1 unit kapal penyapu ranjau,
- 1 unit kapal tanker.
Jika formasi ini menjadi acuan, maka angkatan laut indonesia bisa membentuk 3 armada kapal perang tipe GREEN WATER NAVY yang akan mengarungi samudera pasifik dan samudera hindia. meskipun tanpa ada kapal induk besar yang bisa membawa puluhan pesawat tempur. memang idealnya ada kapal induk yang mampu meningkatkan penetrasi serangan karena efek determinasi pesawat tempur dalam jumlah signifikan.
Kemudian TNI angkatan laut indonesia saat ini hanya 2 pangkalan utama AL (LANTAMAL) untuk armada kapal perang nya. seharusnya diperbanyak menjadi minimal 3 pangkalan utama. titik ideal adalah pangkalan utama jakarta yang mengawasi bagian barat indonesia. meningkatkan status pangkalan tni al (LANAL) makasar menjadi LANTAMAL untuk pengawasan indonesia bagian tengah. demikian juga dengan LANAL Merauke menjadi LANTAMAL yang menjadi pusat kekuatan angkatan laut untuk indonesia bagian timur.
Selain itu ditambahkan beberapa titik baru yang strategis untuk menjadi LANAL yaitu pulau Sabang di provinsi Aceh, pulau Nusa barung di provinsi jawa timur. kemudian untuk divisi kapal selam memerlukan pangkalan armada khusus yang bisa berfungsi sebagai perawatan dan juga penyimpanan armada. lokasi yang sesuai adalah teluk palu tepatnya di watusampu, selain itu LANTAMAL jakarta bisa dilengkapi dengan hangar khusus kapal selam.
LANTAMAL surabaya ditingkatkan fungsinya menjadi pusat komando sehingga akan ada 3 LANTAMAL, 1 KOLANTAMAL, 1 Pangkalan khusus, dan beberapa LANAL. untuk mendukung kebutuhan armada ideal maka dibutuhkan 8 gugus armada kapal perang dengan masing masing armada memiliki 25 - 30 kapal. sedangkan saat ini baru dimiliki 150 kapal perang. untuk memenuhi kebutuhan ideal berarti harus dimiliki 240 kapal perang berbagai tipe dan fungsi. indonesia melalui PT PAL sudah mampu membuat semua tipe kapal perang yang dibutuhkan, mulai dari kelas sigma, fregat, korvet hingga kapal induk LPD.
Dengan anggaran yang tersedia, maka dalam 6-8 tahun ke depan akan diperoleh 8 unit armada kapal perang yang siap menjaga tapal batas kesatuan negara indonesia. meskipun ada beban tinggi dalam memenuhi kebutuhan kapal selam. harga sebuah kapal selam setara 2 buah kapal perang kelas sigma dan TNI AL mensiasati dengan membangun ulang kapal selam kelas Changbogo yang merupakan kapal selam U-209 milik militer jerman. dengan panjang hanya 56 m sangat cocok untuk mengarungi kedalaman pasifik yang banyak selat dangkal.
Permasalah berikutnya adalah kapal pengangkut pesawat atau yang biasa disebut dengan kapal induk. apabila penggunaannya hanya untuk patroli seputar teritori laut indonesia tentu tidak akan memberikan manfaat apapun. namun jika kita melakukan lawatan dari india asia timur hingga pasifik hawaii. tentu kapal induk sangat mendukung. saat ini kapal perang LPD memiliki panjang 125 m dapat mengangkut 5 helicopter. pengalaman PT PAL memproduksi kapal dengan bobot 30.000 ton displacement berupa kapal tanker milik pertamina.
Kapal induk milik spanyol dan brazil memiliki bobot serupa dengan tanker pertamina namun lebih panjang 60 m karena pertimbangan landasan pacu pesawat. sudah seharusnya indonesia mampu membuat kapal LPD jumbo yang tidak hanya mengangkut helicopter dan jet tempur platform STOVL, namun juga jet tempur platform STOL. kapasitas hingga 35 pesawat. kapal induk bisa menjadi bagian armada lingkar luar yang menerjang ganasnya ombak samudera hindia dan samudera pasifik.
Armada kapal perang yang berjumlah 8 gugus akan sangat memudahkan melakukan rotasi. 4 armada akan berpatroli di seputar ZEE dan 2 armada akan berpatroli di dalam teritori wilayah kepulauan indonesia. sedangkan 2 armada akan berlabuh di LANTAMAL. semoga semua konfigurasi ini dapat segera terpenuhi.
Artikel Terkait
Posted On : Selasa, 17 Januari 2017Time : 07.57