Author : UnknownTidak ada komentar
SEPUTARKUDUS.COM, NGANGUK - Seorang pria bertopi terlihat sedang mengayuh gerobak di Jalan Menur tepat di Desa Nganguk, Kecamatan Kota. Di atas gerobak tampak sebuah dandang dengan puluhan jagung rebus tertata rapi di dalamnya. Pria tersebut bernama Murawat (53) penjual jagung rebus manis yang sejak tahun 1987 berjualan di Kudus dan tak pernah pindah ke daerah lain.
![]() |
Murawat melayani pembeli jagung masnis di Nagnguk. Foto: Rabu Sipan |
Setelah beberapa kayuhan pedal gerobaknya berputar, Murawat berhenti karena ada seorang pria membeli jagung rebus yang dia jual. Seusai melayani pembeli, Murawat sudi berbagi kisah kepada Seputarkudus.com. Dia mengaku mulai berjualan jagung rebus sejak tahun 1983 di Jakarta, namun di ibu kota hanya bertahan tiga tahun karena jagungnya tidak laku.
“Aku pertama berjualan jagung rebus di Jakarta, namun aku hanya bertahan tiga tahun di ibu kota karena di sana banyak saingan hingga jagung rebus yang aku jual jarang habis. Lalu aku pindah ke Surabaya namun di Kota Pahlawan tersebut aku mengalami nasib serupa. Hingga aku memutuskan pulang ke Jepara dan atas saran teman aku berjualan jagung rebus di Kudus,” ujar Murawat
Pria yang mengaku mengontrak di Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, mengatakan sejak berjualan di Kudus penjualan jagung manis rebusnya lumayan laris. Menurutnya hampir setiap hari jagung rebus manis maupun jagung rebus biasa yang dia jual habis terjual.
“Aku bersukur selama berjualan di Kudus, 400 jagung rebus yang aku jual selalu habis terjual. Bahkan aku juga sudah mempunyai banyak pelanggan yang hampir setiap hari mereka secara bergantian mendatangi tempat mangkalku untuk membeli jagung rebusku,” jelas Murawat
Pria yang mempunyai tiga anak tersebut mengatakan, selama berjualan di Kudus dia sudah mempunyai tiga tempat untuk mangkal, yang dia datangi setiap hari secara bergantian. Dia lalu merinci, setiap hari pada pukul 10.00 WIB dia mangkal di Pasar Bitingan, pukul 15.00 WIB dia pindah ke Pasar Kliwon, sedangkan pada pukul 19.00 WIB dia menjual jagungnya sampai habis di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus.
Dia mengatakan mendapatkan jagung manis dari Pasar Bitingan yang dia beli Rp 4 ribu per kilogram. Sedangkan jagung biasa dia beli Rp 70 ribu per seratus biji. Dia juga mengaku gerobak yang dia gunakan untuk berjualan tersebut pemberian dari bupati Kudus.
“Aku membeli jagung tersebut dalam keadaan mentah. Setelah direbus aku jual dengan harga Rp 2 ribu untuk jagung biasa dan jagung manis aku hargai Rp 2.500. Biasanya bila terjual habis aku bisa mendapatkan uang sekitar Rp 700 ribu sehari,” ujar Murawat
Artikel Terkait
- Setelah Lulus SMA Mugi Buat Kerajinan Berbahan Ban Bekas Peninggalan Ayahnya, Kini Berkembang Pesat
- Murawat Jual Jagung Manis di Kudus Sejak 1987 di Kudus, Tak Pernah Pindah ke Daerah Lain
- Orang Singocandi Ini Tak Akan Melepas Yamaha 75 Butut Miliknya Meski Ditawar dengan Harga Selangit
- Warga Blora Ini Berharap Daerahnya Punya Taman Lampion yang Indah Seperti di Kudus
- Stasiun (3-Habis), Tiga Kali Datang ke Kudus, Bung Karno Naik Kereta dan Turun di Stasiun Wergu
- Berjualan Ayam Goreng Crispy di Perempatan Sucen, Wahyu Bisa Meraup Omzet Rp 2 Juta Sehari
- Sukses Berjualan Ayam Goreng Crispy, Wahyu Tak Pernah Lupa Jasa Baik Bu Nyai yang Membawanya Hijrah ke Kudus
- Toko Sandal Lucu di Kudus Tiga Tahun Dirintis Kini Memiliki 80 Reseller dengan Omzet Rp 20 Juta Sebulan
- Pria Tak Lulus SD Ini Bisa Bangun Rumah Bertingkat dan Beli Mobil Hasil Berjualan Bakso Bakar
- 35 Tahun Berjalan Kaki Menjual Kerupuk, Dalhar Tetap Bersyukur Meski Tak Jarang Dipalak Orang
- Aris Buka Jasa Perbaikan Lampu Hemat Energi Siang Hari di Pasar Bitingan Karena Sedikit Saingan
- Saking Larisnya, Toko ARS sering Kehabisan Stok Klakson Telolet, Banyak Pembeli Pulang dengan Tangan Hampa
- Masyarakat Kudus yang Ingin Punya Uang Desain Baru Sabar Dulu, Pekan Depan Bisa Diburu
Posted On : Kamis, 27 Oktober 2016Time : 05.11