Author : UnknownTidak ada komentar
SEPUTARKUDUS.COM, JEPANG – Seorang perempuan renta berjalan masuk menuju SMA 1 Mejobo Kudus, sambil membawa slendang batik. Setelah masuk, perempuan renta itu mendatangi lokasi pembagian sembako, tak jauh dari lapangan sekolah. Pembagian sembako itu diselenggarakan bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) SMA 1 Mejobo ke-21.
![]() |
Siswi SMA 1 Mejobo membagikan sembako pada ulang tahun sekolah ke-21. Foto: Imam Arwindra |
Sejumlah siswi terlihat menyambut perempuan renta itu lalu menanyakan nama dan alamat. Dengan sigap, seorang siswi berseragam putih dengan ikat leher warna kuning membawakan bingkisan plastik hitam. Chafadhotul Chusna Fitria (16) yang ikut membagikan sembako menuturkan, bingkisan itu berisi beras, gula, mi instan dan minyak goreng.
"Sembako ini diberikan kepada masyarakat dan siswa SMA 1 Mejobo yang tidak mampu. Sembako ini merupakan hasil iuran siswa. Jumlah sembako yang dibagikan ada 216 bungkus. Pada ulang tahun sekolah ke-21 ini kami ingin merasakan nikmatnya berbagi,” ungkapnya kepada Seputarkudus.com saat berlangsungnya acara, Selasa (25/10/2016).
"Sembako ini diberikan kepada masyarakat dan siswa SMA 1 Mejobo yang tidak mampu. Sembako ini merupakan hasil iuran siswa. Jumlah sembako yang dibagikan ada 216 bungkus. Pada ulang tahun sekolah ke-21 ini kami ingin merasakan nikmatnya berbagi,” ungkapnya kepada Seputarkudus.com saat berlangsungnya acara, Selasa (25/10/2016).
Siswi kelas 11 IPA 2 itu melanjutkan, kegiatan ini diselenggarakan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan Palang Merah Remaja (PMR). Menurutnya, dimomen ulang tahun SMA 1 Mejobo ke-21, dirinya ingin mengajak teman-temannya membiasakan diri berbagi dengan orang yang tidak mampu. Caranya dengan membuat kegiatan bakti sosial pembagian sembako.
Humas SMA 1 Mejobo Jamadi mengungkapkan, pelaksanaan bakti sosial ini murni dilaksanakan oleh siswa. Dia menjelaskan, setiap siswa diinformasikan membawa beras, gula dan minyak seperempat kilogram serta mi instan dua bungkus. Namun ada beberapa siswa yang membawa dari rumah tidak lengkap. “Biasa siswa ada yang hanya membawa mi atau gula dan beras saja,” ungkapnya yang mengenakan seragam coklat.
Dikatakan Jumadi, sembako yang dibungkus plastik hitam tersebut menurutnya selain diberikan kepada siswa tidak mampu juga untuk masyarakat di Dukuh Bancak Desa Panyaman dan Desa Jepang. Cara pendistribusiannya dengan cara diberi kupon, setelah itu datang di sekolah. Selain itu juga ada yang langsung diberikan ke rumah-rumah warga. “Yang memberikan para siswa, tapi guru juga ikut mendampingi,” tambahnya.
Artikel Terkait
- Mbah Kamsin, Pembuat Caping Kalo untuk Pakaian Adat Kudus yang Masih Tersisa
- Nugroho, Siswa SMA 1 Mejobo Kudus Ngos-ngosan Usai Bermain Gobak Sodor di Lapangan Sekolah
- Iksab TBS Lakukan Pendataan dan Pemetaan Potensi Alumni
- Dua Mahasiswi Asal Afrika Selatan Ini Diminta Mengulek Bumbu Rujak Saat Berkunjung ke MTs Ibtidaul Falah
- Marvin Rela Tak Lanjut Sekolah untuk Magang di Kudus Demi Cita-Cita Dirikan Usaha Pembuatan Stempel di Blora
- Santoso Pilih Tak Lanjut Sekolah untuk Jual Bakso Rindu Demi Biayai Pendidikan Dua Adiknya di Sukoharjo
- Yotin Pahabol, Beswan Djarum Asal Papua Sangat Antusias Belajar Membatik di GOR Jati PB Djarum Kudus
- Santri Berprestasi Tapi Tak Punya Biaya, Sekolah Saja di SMK Assa'idiyyah 2 Kudus
- Ulang Tahun Sekolah ke-21, Siwsa-Siswi SMA 1 Mejobo Patungan Sembako Dibagi ke Masyarakat Kurang Mampu
- Siswa SMK Assa'idiyyah 2 Kudus Iuran untuk Beli Sembako, Lalu Dibagikan pada Pengendara Sepeda di Jalan
- Soleh: Selain untuk Tolak Balak, Air Salamun Memiliki Keistimewaan Tetap Segar Meski Disimpan Lama
- Bagi Anak-Anak Ini, Mbah Khamsin dan Mbah Rudipah Pembuat Caping Kalo, Pahlawan Masa Kini
Posted On : Rabu, 26 Oktober 2016Time : 00.45