Author : UnknownTidak ada komentar
Pembahasan Subnetting Dalam MTCNA - Cinta Networking
Subnetting Dalam MTCNA, Assalamualaikum…Selama Datang Di Blog Saya. Oke, Pada Sore Ini Saya Akan Membagikan Suatu Pembahaas Artikel untu menambah ilmu sobat sobat sekalian Sekaligus Memberikan Informasi Yang Yang Bermanfaat Bagi Semuanya.Pada Kesempatan Ini Saya Akan Fokus Pada Pembahasan Basic Basic Dasar Sertifikasi MTCNA .
Dan Sebelumnya Saya Telah Membagikan Artikel Tentang Basic Pertama Dalam Sertifikasi MTCNA Yaitu Pembahasan Tentang IP Address, Port Number, Dan Mac Address Dalam Sertifikasi MTCNA .
Malam Ini Saya Akan Membahas Dasar Sertifikasi MTCNA Berikutnya Yaitu Pembahasan Subnetting Dalam MTCNA.
Baca juga :
Cara cara mengakses RouterBoard Mikrotik
Pembahasan subnetting dalam MTCNA
Langsung saja ke pembahasannya.
Subnetting adalah suatu cara untuk memisahkan dan mendistribusikan beberapa alamat IP address atau bias juga suatu cara untuk membagi satu jaringan menjadi beberapa sub jaringan yang teratur dan bias saling tehubunng satu sama lainnya.
Misalkan Dari 4 milyar alamat IP address, tidak mungkin diberikan kesatu internet provider saja pasti alamat IP tersebut di pakai oleh semua orang atau di pakai sumua ISP di dunia ini ribuan bahkan jutaan atau lebih ISP yang saling tehububg satu sama lainya.
Host/perangkat yang terletak pada subnet jaringan yang sama dapat berkomunikasi satu sama lain secara langsung (tanpa melibatkan router/routing) dalam jaringan tersebut.
Beberapa alasan membangun subnetting ialah sebagai berikut :
• Mereduksi Trafik Jaringan
Alasan dasar menggunakan subnetting yaitu untuk mereduksi ukuran broadcast
domain. Broadcast secara berkesinambungan dikirim ke semua host yang ada di
jaringan dan sub jaringan. Saat trafik broadcast berlangsung mulai mulai lah mengasumsi begitu banyak bandwidth tersedia, maka administrator perlu mengambil langkah subnetting untuk
meredukasi ukuran broadcast domain tersebut agar lebih teratur dan lebieh efesien lagi.
• Mengoptimasi Performansi Jaringan
Sebagai hasil dari reduksi jaringan yang di lakukan, maka dengan otomatis akan diperoleh performansi jaringan lebih baik yang dihasilkan nantinya.
• Memudahkan manajemen
Dengan membagi-bagi dan mengatur sebuah jaringan diharapkan akan memudahkan administrator dalam mengatur jaringan terutama untuk keperluan identifikasi hal atau kerusakan yang terjadi dalam jaringan.
• Mengefektifkan jaringan yang dibatasi area geografis yang luas
Sebuah jaringan tunggal dan besar yang dibatasi oleh area geografis yang luas dapat
menimbulkan berbagai masalah yang mungkin dapat tejadi, terutama dari sisi kecepatan transfer data. Dengan demikian mengkoneksikan multi jaringan yang lebih kecil maka diharapkan dapat membuat sistem lebih efesien dan lebih memudahkan dalam proses manajemen..
Beberapa bit dari bagian Host ID yang di gunakan di alokasikan menjadi bit tambahan pada bagian Net ID. Cara ini menciptakan sejumlah Net ID tambahan dan mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap jaringan tersebut.
Apabila suatu jaringan di analogikan sebuah jalan, apabila di setiap sepanjang jalan Cuma ada 4 rumah, ketika ketua RT akan mengumumkan sesuatu atau informasi dari rumah kerumah lewat jalan itu.
Apa bila sepanjang jalan sudah penuh rumah maka butuh lah gang-gang untuk di lintasi setiap orang. Dan juga Butuh ada ketua RT dalam setiap gang untuk meminimalis/mengatur transportasi saat proses pengumuman dan mengatur urusan RT nya sendiri dalam jalan tersebut
Dalam subneting kita mengenal nama Network ID dan IP Broadcast.
Dalam kelompok alamat IP address atau satu subnet dalam jaringan ada 2 IP yang sifatnya khusus yaitu :
1.Network ID : yaitu identitas suatu kelompok alamat IP / Subnet dalam sebuah jaringan.
2.Broadcast: yaitu alamat IP yang digunakan untuk memanggil semua IP dalam satu kelompok subnet
Hal pertama yang harus diketahui dan di pahami untuk melakukan subnetting adalah mengingat
nilai dari bit-bit Subnet Mask. Nilai ini yang akan dijadikan panduan untuk proses
subnetting.
Perhatikan tabel di bawah ini.
Berdasarkan tabel di atas, nilai Subnet Mask yang digunakan untuk subnetting
adalah 128, 192, 224, 240, 248, 252, 254, dan 255.
Dengan demikian, kemungkinankemungkinan subnet yang tersedia seperti pada tabel di bawah ini.
Nilai-nilai subnet Mask yang mungkin untuk subnetting :
Catatan : maksud dari /9 berarti dari 32 bit IP Address, terdapat 9 bit bernilai 1, dihitung
dari oktet pertama. Bit selanjutnya bernilai 0.
- Contoh Subnetting Kelas A
Dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk
subnetting kelas C adalah seperti di bawah. Subnet Mask yang dapat digunakan untuk subnetting Kelas A
subnetting kelas C adalah seperti di bawah. Subnet Mask yang dapat digunakan untuk subnetting Kelas A
Konsep subnetting kelas A sama saja tidak jauh beda dengan Kelas Bdan C, hanya berbeda pada oktet mana pada blok subnet yang akan dimainkan atau di gunakan. Kalau Kelas A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir), kelas B di oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), dan Kelas Cdi oktet ke 4 (terakhir).
Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting Kelas A adalah semua
subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Contoh alamat jaringan 10.0.0.0/16, maka dapat ditentukan :
IP 10.0.0.0 tergolong Kelas A
Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan :
1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host
3. Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
4. Alamat host dan broadcast yang valid seperti pada tabel di bawah ini.
- Contoh Subnetting Kelas B
Dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk
subnetting kelas C adalah seperti di bawah. Subnet Mask yang dapat digunakan untuk subnetting KelasB
subnetting kelas C adalah seperti di bawah. Subnet Mask yang dapat digunakan untuk subnetting KelasB
Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B seperti pada tabel di
bawah ini (sengaja pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masingmasing
berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok
subnetnya).
CIDR /17 sampai /24 caranya sama dengan subnetting Kelas C, hanya blok
subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Klass C yang
“dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet
kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju
(counter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Baca Juga :
Model OSI layer 7 dalam MTCNA
Pengetahuan dasar TCP/IP dalam MTCNA
subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Klass C yang
“dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet
kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju
(counter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Baca Juga :
Model OSI layer 7 dalam MTCNA
Pengetahuan dasar TCP/IP dalam MTCNA
Contoh subnetting Kelas B adalah sebagai berikut :
Apabila alamat jaringan 172.16.0.0/18, maka subnetting dapat dilakukan yaitu :
IP 172.16.0.0 tergolong Kelas B.
IP 172.16.0.0 tergolong Kelas B.
Subnet Mask /18 berarti :
11111111.11111111.11000000.00000000.
128+64 = 192 (untuk oktet ketiga)
Oktet terakhir tidak memiliki bit 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa Subnet Mask
yang digunakan adalah 255.255.192.0 (lihat tabel 5).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya bit 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi
Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya bit 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 =
16.382 host
3. Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid seperti pada tabel di bawah ini.
11111111.11111111.11000000.00000000.
128+64 = 192 (untuk oktet ketiga)
Oktet terakhir tidak memiliki bit 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa Subnet Mask
yang digunakan adalah 255.255.192.0 (lihat tabel 5).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya bit 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi
Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya bit 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 =
16.382 host
3. Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel hasil subnetting 172.16.0.0/18
Contoh yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Apabila alamat
jaringan 172.16.0.0/25, maka dapat ditentukan :
172.16.0.0 tergolong Kelas B
Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host
3. Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
4. Alamat host dan broadcast yang valid seperti pada tabel di bawah ini.
jaringan 172.16.0.0/25, maka dapat ditentukan :
172.16.0.0 tergolong Kelas B
Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host
3. Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
4. Alamat host dan broadcast yang valid seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel hasil subnetting 172.16.0.0/25
- Contoh Subnetting Kelas C
Dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk
subnetting kelas C adalah seperti di bawah. Subnet Mask yang dapat digunakan untuk subnetting Kelas C
subnetting kelas C adalah seperti di bawah. Subnet Mask yang dapat digunakan untuk subnetting Kelas C
Apabila sebuah NetID 192.168.1.0/26, maka untuk menentukan Kelas dan
Subnet Mask dari NetID tersebut adalah sebagai berikut:
IP 192.168.1.0 tergolong IP dari kelas C.
Subnet Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000
128+64 = 192 (lihat Tabel 1)
Sehingga Subnet Mask adalah 255.255.255.192
Penghitungan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah
host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi perhitungan
tentang subnetting dapat diurutkan sebagai berikut :
Baca Juga :
Cara instalasi Mikrotik RouterOS
Cara instalasi Mikrotik RouterOS menggunakan Netinstall
Baca Juga :
Cara instalasi Mikrotik RouterOS
Cara instalasi Mikrotik RouterOS menggunakan Netinstall
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya bit 1 pada oktet terakhir subnet
mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi
Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya bit 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 - 2
= 62 host
3. Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya
adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128,
192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Sebagai
catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka
sebelum subnet berikutnya.
Tabel hasil subnetting 192.168.1.0/26
Mungkin itu sedikit pembahasan artikel tentang Pembahasan Pembahasan Subnetting Dalam MTCNA dan semoga artikel ini dapat berguna dalam menambah ilmu pengetahuan sobat sobat semuanya. Teutama yang sedang mendalami sertifikasi MTCNA.
Terima Kasih Telah Membaca Pembahasan Artikel Di atas Di Blog "cintanetworking" dan Tunggu Beberapa Artikel Terbarunya tentang basic basic dasar dalam sertifkasi MTCNA.
wassalamualaikum Wr.Wb.
Jangan Lupa Baca Juga :
Fitur Fitur Yang Ada Di Mikrotik
Mengetahui Arti Code Tipe Dan Seri RouterBoard Mirotik
Macam Macam Tipe Dan Seri RouterBoard Mikrotik
Sertifikasi Sertifikasi Yang Di Bawa Mikrotik
Sejarah Dan Perkembangan Mikrotik Dari Dulu Hingga Sekarang
Artikel Terkait
Posted On : Minggu, 16 Oktober 2016Time : 02.34