Author : UnknownTidak ada komentar
Semenjak kesalahan pengutipan surat Al Maidah ayat 51 oleh gubernur Basuki Tjahaja Purnama pada 5 oktober di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) kepulauan seribu jakarta utara yang terekam dalam video telah membuat banyak pro kontra yang menyebar cepat menjadi viral terutama di sosial media. puncak perdebatan melibatkan banyak ulama besar. yang pasti semua berdasarkan dengan penistaan ayat Al Quran.
Dari sudut pandang militer memang seharusnya tidak terjadi seorang gubernur melakukan kesalahan yang terekspos keluar tanpa melalui sensor lebih dahulu. hal ini karena video yang tersebar dimiliki oleh pemerintah provinsi DKI. sudah seharusnya di edit sebelum dilepas ke media massa. seperti sinetron yang harus melewati lembaga sensor sebelum disiarkan di televisi. karena isu SARA memang selalu sensitif diseluruh belahan dunia. tidak melihat negara maju maupun negara miskin, sama saja.
Reaksi dari kesalahan SOP tim kreatif gubernur DKI mennghasilkan demontrasi besar besaran yang dimotori oleh Front Pembela Islam dan beberapa ormas keagamaan lainnya. sudah terjadi 2 kali demontrasi besar yang dimulai setelah sholat jumat dan memang pesertanya mencapai ribuan orang yang membuat lalu lintas terhambat. terlihat mengular jika dilihat dari camera drone. kebanyakan memang mengikuti demo karena soal penistaan ayat Al Maidah.
Bagaimanapun kasus ini berkembang dan akan mencapai puncak pada demo ketiga pada tanggal 4 november 2016, sehingga menjadi perhatian khusus oleh pemerintah pusat. seperti jokowi yang sengaja meluangkan waktu di tengah kesibukannya sebagai kepala pemerintahan untuk berkunjung ke rumah Bapak Prabowo di Hambalang. karena kompleksitas permasalahan ini memang sudah menyentuh tidak hanya unsur keagamaan, tapi sudah masuk ke ranah politik nasional.
Kepanikan para pemimpin nasional yang terkejut dengan blunder yang dilakukan Ahok karena kebablasan dalam berucap, disaat semua pentolan partai sedang fokus mengurusi pilkada jakarta. seluruh energi dicurahkan untuk membuat konsep pemenangan. boleh dibilang pilkada jakarta adalah miniatur kekuatan politik nasional. siapapun yang menang di pilkada jakarta, akan menunjukkan kesiapan dalam konstelasi politik nasional.
Apakah demontrasi 4 november benar benar terjadi dan menjadi demontrasi jumbo yang melibatkan banyak sekali elemen masyarakat dan didukung oleh ulama ulama nasional. semua itu sangat tergantung dari lobi lobi politik yang dilakukan para pemimpin nasional. meskipun Ahok tidak sengaja melakukan penistaan Al Maidah dan dari pihak ahok sendiripun sudah mengakui kesalahan tersebut. seharusnya masalah ini sudah selesai. namun ternyata masalah masih bergulir, karena unsur hukum masih belum dijalankan.
Hukum positif yang berlaku di indonesia memang mengakui mengenai pasal penistaan agama. seperti hal nya penistaan dan penghinaan terhadap lambang lambang negara. akan tetap dilakukan prosedur hukum, meskipun pelaku sudah mengakui dan meminta maaf. sudah seharusnya hal tersebut berlaku juga pada kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok, meskipun statusnya sebagai pejabat pemerintahan.
Banyaknya desakan desakan dari masyarakat, tidak menjadikan aparat hukum bergerak cepat. karena memang sangat pelik. sangat berbeda jika dilakukan oleh orang biasa. pisau hukum akan secepat kilat menebas para pelanggar hukum. boleh dibilang hukum indonesia tajam kebawah, tapi lentur ke atas. dari pihak TNI sudah menyatakan sikap untuk netral dan tidak mendukung aksi anarkis yang bisa menganggu kestabilan pemerintahan. sedangkan faktor hukum diserahkan kepada kepolisian untuk menyelesaikan sesuai hukum positif yang berlaku di indonesia.
Tidak ada salahnya jika kita berdemontrasi besar besaran tanggal 4 november karena agama yang kita yakini sedang dinistakan, yang diperjuangkan sudah jelas yaitu penistaan ayat Al Maidah oleh guberur jakarta dan tuntutan yang diinginkan adalah penegakan hukum terhadap pelaku penistaan. seperti tindakan yang dilakukan aparat hukum sebelumnya terhadap pelanggar hukum yang bergerak cepat dalam menanganinya, namun pada kasus ini bukti pelanggaran yang disaksikan oleh banyak orang dan juga pelaku yang sudah mengakuinya. namun belum juga ada implikasi hukumnya.
Hanya waktu yang akan menjawab, karena tinggal beberapa hari lagi akan dilakukan demo besar besaran. ratusan ribu orang akan turun ke jalan. dimulai selepas sholat jumat dan dilanjutkan longmarch ke kantor gubernur jakarta. sudah seharusnya sebelum demontrasi berkembang menjadi lebih buruk lagi. para pemimpin membuat putusan yang jelas dan mendinginkan agar tidak terjadi bola salju yang akan sangat sulit dihentikan meskipun seluruh pemimpin bersatu. people power adalah bola salju yang maha dahsyat seperti pada saat arab spring.
Rusak susu sebelanga karena nira setitik. itulah gambaran politik yang sedang terjadi saat ini. nira sebelangga akan membuat susu menjadi asam. semua jasa baik dan pencitraan yang dibangun menjadi runtuh dalam satu malam saja. semua berawal dari mulutmu harimaumu. seperti saat SBY naik menjadi orang nomer satu juga karena ucapan yang dipolitisir. sekarangpun sangat mungkin terjadi mungkin Anies atau Agus yang akan naik menjadi orang satu di jakarta. apapun bisa di politisir tergantung bagaimana kita bisa mengendalikan dan memiliki antidot nya. BERDEMO LAH KARENA AGAMAMU. TAPI JANGAN RUSAK AGAMA DENGAN ANARKIS.
Artikel Terkait
Posted On : Senin, 31 Oktober 2016Time : 22.33