Tidak Ingin Terus Jadi Kuli Serabutan, Suntoro Beranikan Diri Berjualan Helm di Tepi Jalan dengan Modal Pinjaman

Author : UnknownTidak ada komentar

SEPUTARKUDUS, PEGANJARAN - Di tepi Jalan Lingkar Utara tampak puluhan helm berjajar rapi di atas kardus dan sebagian lainnya tertata rapi di atas gerobak warna biru. Di antara gerobak dan kardus tersebut terlihat seorang pria memakai kaus lengan pendek warna merah, sedang melayani pembeli. Pria tersebut bernama Suntoro (30), yang mencoba peruntungan berjualan helm di tepi jalan, karena tidak ingin terus menjadi pekerja serabutan.
jual helm di kudus
Suntoro sedang melayani calon pembeli helm di Jalan Lingkar Utara, Peganjaran, Bae, Kudus. Foto: Rabu Sipan 


Seusai melayani pembeli, Suntoro sudi berbagi kisah tentang usahanya tersebut kepada Seputarkudus.com. Dia mengatakan mulai berjualan helm sejak enam bulan lalu. Sebelum berjualan helm dia mengaku menjadi kuli bongkar muat pasir, tapi sesekali dia juga menjadi sopir jika mendapat orderan pengiriman pasir.

“Karena musim hujan seperti sekarang ini jarang ada orang yang bangun rumah, orderan pengiriman dan bongkar muat pasir sangat sepi. Karena keadaan yang tidak menentu tersebut dan karena aku juga tidak ingin menjadi kuli serabutan terus, aku mencoba peruntungan menjual helm di tepi Jalan,” ujar Suntoro.

Pria yang tercatat sebagai warga Desa Gribig, Kecamatan Gebog tersebut mengaku mengeluarkan modal sekitar Rp 8 juta untuk berbelanja aneka helm dengan berbagai merk dan model. Dia mengatakan uang modal tersebut dia dapatkan dari pinjaman tanpa bunga dari seorang temanya.

“Aku bersyukur masih ada teman yang percaya dan sudi memberi pinjaman modal tanpa bunga hingga aku bisa berjualan helm. Seandainya tidak ada pinjaman atau pinjaman tersebut berbunga mungkin aku tidak akan berani memulai berjualan helm. Karena berjualan helm di tepi jalan hasilnya tidak menentu juga,” ungkapnya.



Menurutnya berjualan helm di tepi jalan harga yang dia tawarkan selalu ditawar oleh calon pembeli. Bahkan calon banyak calon pembeli menawar secara kebangetan. Menurutnya butuh kesabaran untuk melayani calon pembeli yang menawar harga terlalu besar. Karena sering ditawar tersebut dia mengaku untung yang dia dapatkan tidaklah banyak.

Pria yang sudah dikaruniai dua anak tersebut mengatakan, selain menjual helm di tepi utara Jalan Lingkar Utara, terkadang dia juga berjualan di tepi Jalan Sunan Muria, sebelah utara perempatan lampu merah Desa Panjang, Dawe. Katanya, dia berjualan di dua tempat tersebut secara bergantian setiap dua hari.

“Selama berjualan di tepi jalan untung yang aku dapatkan tidak banyak karena sering ditawar. Aku juga belum bisa menjual helm daganganku dalam jumlah yang banyak. Sehari bisa menjual tiga helm itu termasuk sudah bagus. Bahkan juga terkadang sehari tanpa ada pembeli,” ujarnya 

Suntoro merinci merk helm yang dia jual beserta harganya. Helm merk BXP dia jual Rp 120 ribu, merk GSP dia hargai Rp 100 ribu, untuk JP Helmet model Bogo dia banderol Rp 190 ribu. Sedangkan helm INK dia jual dengan harga Rp 320 ribu.

“Aku menyadari merintis usaha tidaklah mudah, mungkin saat ini aku hanya bisa menjual tiga helm sehari, bahkan terkadang juga tidak laku sama sekali. Tapi aku tidak akan putus asa, aku akan semangat berjualan dan berharap helm yang aku jual diminati para pembeli hingga aku bisa mengembalikan modal dan kelak bisa menyewa tempat untuk berjualan,” harap Suntoro.


Artikel Terkait

Posted On : Jumat, 09 Desember 2016Time : 23.42
SHARE TO :
| | Template Created By : Binkbenks | CopyRigt By : My Blog | |
close
Banner iklan disini
> [Tutup]