Author : UnknownTidak ada komentar
SEPUTARKUDU.COM, DEMAAN - Seorang pria muda mengenakan kaus, bertopi warna hitam serta berkalung sebuah meteran tampak sedang mengayuh gerobaknya di Jalan KH Wachid Hasyim, tepatnya di Desa Demaan, Kecamtan Kota, Kabupaten Kudus. Di atas gerobak yang dia kayuh terlihat mesin jahit berwarna Oranye. Diketahui kemudian pria tersebut bernama Rifki Arifaldie (22), penjahit yang menawarkan jasanya berkeliling.
Arifaldie menjahit pesanan dari pelanggannya. Foto: Rabu Sipan |
Tidak lama dia menjalankan gerobak jahitnya pria yang akrab disapa Rifki tersebut berhenti karena ada seorang pria yang minta jasanya memotong celana jeans. Lalu Rifki mengukur dari pinggang sampai batas telapak kaki pria tersebut. Kemudian dengan cekatan dia memotong sesuai ukuran dan menjahit ulang. Setelah selesai tampak dia menerima uang dari pelangganya dan pelangganya tersebut minta nomor ponsel Rifki.
Seusai melakukan aktivitasnya tersebut, Rifki sudi berbagi kisah tentang usahanya tersebut kepada Seputarkudus.com. Dia mengatakan pria yang menggunakan jasa jahitnya tersebut merupakan pelanggan barunya. Karena hampir semua pelanggan lama dia pasti sudah memiliki nomor ponsel dirinya.
“Setiap orang yang sudah menggunakan jasaku pasti mereka punya no handpone-ku, karena aku ingin menjadikan mereka langganan tetapku. Karena dengan memiliki normorku mereka tidak perlu repot datang ke tempat penjahit jika ada pakainya yang rusak. Cukup telepon atau SMS ke nomor HP-ku, tidak lama pasti aku mendatanginya,” ujarnya.
Pria lajang tersebut mengatakan, sudah sekitar dua tahun menyediakan jasa jahit keliling di Kudus. Dan dalam kurun waktu itu dia mengaku sudah memiliki ratusan pelanggan di Kecamatan Kota, Kudus. Menurutnya hampir setiap hari berkeliling dia hanya mendatangi para pelanggan yang sudah menghubunginya terlebih dulu.
Tapi, kata Rifki, dia tetap akan berkeliling menawarkan jasa jahitnya meskipun sebelum berangkat tidak ada satu pun pelangganya yang menghubungi untuk menggunakan jasa jahitnya. “Meskipun sebelumnya tidak ada orderan, aku tetap berangkat menawarkan jasa jahitku sekaligus mencari pelanggan baru,” jelas Rifki.
Pria yang mengaku mengontrak bersama teman sesama penjahit di Kelurahan Mlati lor, Kecamatan Kota, mematok tarif berbeda untuk jasa jahitnya. Namun dia tidak merinci secara jelas ongkos permak pakaian. Dia hanya mengatakan ongkos paling murah Rp 2 ribu dan yang paling mahal Rp 30 ribu per pcs. Harga tersebut tergantung jenis kain dan perlu ada yang diganti atau tidak bagian dari pakaian tersebut.
Pria yang mengaku pernah menjadi santri ponpes di Jawa Timur tersebut mengatakan, berangkat menawarkan jasanya setiap hari mulai pukul 07.00 WIB sampai adzan Magrib berkumandang. Dan biasanya dia mendapatkan uang sekitar Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu sehari.
Pria yang berasal dari Batang tersebut mengatakan, menerima permak semua pakaian dari jenis kain apa pun. Dia mengaku mesin jahitnya tersebut sudah di setting di bengkel jahit di tempat asalnya agar bisa menjahit kain tebal misalnya jeans, atau kain tipis yang berasal dari Korea. “ Dan untuk biaya beli mesin jahit sekaligus menyeting dengan gerobak, aku mengeluarkan uang sekitar Rp 3 juta,” ujarnya.
Artikel Terkait
Posted On : Minggu, 27 November 2016Time : 23.07