Author : UnknownTidak ada komentar
SEPUTARKUDUS.COM, LORAM WETAN - Langit nampak cerah mengiring aktivitas petani di Desa Loram Wetan, Jati, Kudus, beberapa hari lalu. Tampak tiga lelaki sedang mencangkul di sawah yang ditanami cabai, dan dua perempuan sedang memetik cabai yang sudah memerah. Satu di antara lelaku tersebut yakni Ruslan (44), pemilik tanaman cabai itu. Kini dia lega bisa memanen cabai yang ditanam, setelah molor dua bulan sesuai waktu tanam normal.
Ruslan sedang memanen tanaman cabai yang telah memerah di sawahnya. Foto: Ahmad Rosyidi |
Kepada Seputarkudus.com Ruslan mengatakan, dirinya butuh lima bulan tanaman cabainya baru bisa dipanen. Waktu normal tanaman cabai siap panen sekitar 85 hari hingga 90 hari. Karena cuaca tidak menentu membuat Ruslan kesulitan merawat tanaman cabainya, sehingga mundur sekitar dua bulan dari waktu panen yang ditargetkan.
“Dalam waktu normal biasanya cabai bisa panen 85 hari hingga 90 hari, tetapi kali ini hingga lima bulan lebih baru bisa panen. Karena cuaca yang tidak menentu, saya hampir gagal panen. Selama dua bulan terakhir ini saya hanya berpikir bagaimana caranya tanaman saya bisa bertahan," katanya.
Ruslan juga mengungkapkan, Agustus, September dan Oktober merupakan musim banyak hama menyerang tanaman cabai di dataran rendah. Dia harus mulai perawatan ekstra agar tanamannya bisa bertahan saat hama menyerang. Hampir setiap hari dia melakukan penyemprotan dengan obat daun, karena saat ini cabainya mulai terserang jamur.
Dia lebih memilih menyemprot dengan obat daun organik yang lebih tahan saat musim hujan seperti ini. Satu kali penyemprotan untuk 30 ribu tanaman di lahan 1,5 hektare, Ruslan bisa mengeluarkan biaya sekitar Rp 1 juta. Pemberian pestisida dilakukan sesuai kebutuhan dan melihat seberapa parah hama yang menyerang tanaman.
Saat ini Ruslan hampir setiap hari memanen cabainya, dan dalam satu hari dia baru bisa memanen sekitar 20 kilogram. Tetapi dalam waktu dekat bisa naik hingga 5 kuintal. Saat mulai masa panen, Ruslan mengatakan hasil panen yang didapat akan terus bertambah. Setelah hasil panen mencapai 5 kuintal, hasilnya menurun kembali hingga pohon tidak produktif dan mati.
“Harga saat ini Rp 45 ribu per kilogram. Tetapi harga cabai kapan saja bisa naik turun,” jelas warga Desa Kutuk, Undaan, Kudus itu.
Ruslan menambahkan, bulan yang baik untuk menanam cabai yakni Maret, April, Mei, Juni, dan Juli. Pada Agustus, September, dan Oktober biasanya musim hama. Pada November biasanya mulai membaik, dan Desember Januari hingga Februari hama mulai menyerang lagi.
“Untuk saat ini hama mulai menurun, tapi Desember biasanya mulai menyerang lagi. Jadi saya butu perawatan ekstra agar panen saya tetap bisa maksimal,” tuturnya.
Artikel Terkait
Posted On : Sabtu, 26 November 2016Time : 01.12