Author : UnknownTidak ada komentar
SEPUTARKUDUS.COM, KAUMAN - Hujan turun cukup lebat saat ratusan orang berjalan kaki tergesa di sekitar lapak di depan Menara Kudus mencari tempat berteduh. Terlihat seorang pria mengenakan celana hitam dan kaus wana hijau memikul dua keranjang kemudian berteduh di emperan toko yang sedang tutup. Dia bernama Onang (40), penjual tahu Sumedang yang sudah 15 tahun berjualan di Kudus.
![]() |
Onang membungkus tahu sumedang saat berteduh di emperan toko tak jauh dari Menara Kudus. Foto: Ahmad Rosyidi |
Sambil membungkusi tahu Sumedang yang dia jual, Onang sudi berbagi kisah kepada Seputarkudus.com. Dia meceritakan, demi menafkahi keluarganya di Sumedang, Jawa Barat, dirinya rela jauh dari keluarga untuk mencari penghidupan. Dia ikut saudaranya yang memiliki usaha tahu Sumedang di Jepara. Hampir setiap hari dirinya berjualan tahu di Kudus.
"Saya berangkat dari Jepara pukul 5.00 WIB dan kembali ke Jepara setelah daganganku habis terjual. Terkadang saya kembali hingga malam hari, karena tahu yang saya jual harus habis hari itu juga," tutur Onang.
Dia mangaku pulang ke Sumedang sekitar sebulan hingga dua bulan sekali. Selain untuk mengirim uang yang didapat hasil menjual tahu, Onang juga ingin melepas rindu dengan anak istrinya di rumah. “Saya ikut saudara yang punya usaha tahu Sumedang di Jepara. Mungkin sudah takdir saya mencari nafkah jauh dari keluarga,” ungkap pria satu anak itu.
Onang mengungkapkan, dirinya jarang berjualan di wilayah sekitar Menara Kudus. Biasanya dia berjualan di sekitar Perumahan Yakis, Desa Gribig, Desa Prambatan, Pasar Jember, dan kemudian berjalan arah Jepara.
Setiap hari, katanya, Onang membawa tahu sekitar 70 hingga 80 bungkus, atau sekitar 700 hingga 800 biji. Kemudian dia bungkus dengan plastik yang isi perbungkusnya 10 biji, dan per bungkusnya dia jual dengan harga Rp 5 ribu.
Dari hasil berjualan tahu Sumedang, Onang mengaku bisa mendapat keuntungan sekitar kurang lebih Rp 75 ribu per hari. Meski harus dia gunakan untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari, dia harus menyisihkan uang untuk keluarganya di Sumedang.
“Hari ini baru laku setengah dagangan saya, jadi ini harus jalan lagi. Soalnya kalau tidak habis besok sudah tidak bisa saya jual lagi. Jadi setiap hari saya jual sampai habis dulu baru kembali ke Jepara,” jelas Onang sambil merapikan dagangannya.
Melihat hujan yang tak kunjung reda, Onang kembali melangkahkan kaki untuk berkeliling menjual tahu. Dia berjalan dari emperan toko satu ke emperan toko lainnya untuk menghindari hujan.
Artikel Terkait
- Saking Larisnya, Toko ARS sering Kehabisan Stok Klakson Telolet, Banyak Pembeli Pulang dengan Tangan Hampa
- Orang Singocandi Ini Tak Akan Melepas Yamaha 75 Butut Miliknya Meski Ditawar dengan Harga Selangit
- Berjualan Ayam Goreng Crispy di Perempatan Sucen, Wahyu Bisa Meraup Omzet Rp 2 Juta Sehari
- Sukses Berjualan Ayam Goreng Crispy, Wahyu Tak Pernah Lupa Jasa Baik Bu Nyai yang Membawanya Hijrah ke Kudus
- Toko Sandal Lucu di Kudus Tiga Tahun Dirintis Kini Memiliki 80 Reseller dengan Omzet Rp 20 Juta Sebulan
- Pria Tak Lulus SD Ini Bisa Bangun Rumah Bertingkat dan Beli Mobil Hasil Berjualan Bakso Bakar
- 35 Tahun Berjalan Kaki Menjual Kerupuk, Dalhar Tetap Bersyukur Meski Tak Jarang Dipalak Orang
- Aris Buka Jasa Perbaikan Lampu Hemat Energi Siang Hari di Pasar Bitingan Karena Sedikit Saingan
Posted On : Jumat, 04 November 2016Time : 01.17