ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA UNTUK DESAIN DRAINASE

Author : UnknownTidak ada komentar


Sistem drainase permukaan pada konstruksi jalan pada umumnya berfungsi untuk mengalirkan air hujan (air) secepat mungkin keluar dari permukaan jalan selanjutnya dialirkan lewat saluran samping (road side ditch) menuju saluran pembuang akhir, untuk mencegah (me-drain) aliran air yang berasal dari daerah pengaliran disekitar jalan masuk ke daerah perkerasan jalan, untuk mencegah kerusakan lingkungan di sekitar jalan akibat air.
DESAIN DRAINASE

Desain drainase jalan tol meliputi :
  1. Desain sistim drainase permukaan jalan tol yaitu terdiri dari : desain saluran samping dan median, desain gorong-gorong yang menyilang jalan tol berasal dari saluran median, saluran gendong pada timbunan tanah yang tinggi (crown ditch), saluran peluncur, saluran tepi bahu jalan, deck drain pada jembatan, dan sub surface drainage dibawah saluran samping yang berfungsi mengontrol muka air tanah.
  2. Desain bangunan silang drainase jalan tol yang berupa gorong-gorong atau jembatan yang melewati sungai, saluran irigasi dengan atau tanpa jalan inspeksi, dan alur sungai. Analisa terhadap ketinggian finish grade jalan tol (alinyemen vertikal), sehubungan dengan Muka Air Banjir (MAB) pada jalan tol yang bersilangan dengan sungai, atau daerah cekungan, baik untuk daerah pegunungan maupun daerah datar.
  3. Analisa morfologi sungai sehubungan dengan desain bangunan pengaman dari bangunan silang drainase, maupun penempatan alinyemen horizontal jalan tol.
PENGERTIAN DAN KEGUNAAN DRAINASE
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya).
Berikut beberapa pengertian drainase :
Baca Juga: RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PROYEK KONSTRUKSI
Menurut Dr. Ir. Suripin, M.Eng. (2004;7) drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Drainase yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. (Suhardjono 1948:1)
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.
Kegunaan dengan adanya saluran drainase ini antara lain :
  • Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.
  • Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
  • Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
  • Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir.
Sistem penyediaan jaringan drainase terdiri dari empat macam, yaitu :
  1. Sistem Drainase Utama : Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian besar warga masyarakat kota.
  2. Sistem Drainase Lokal : Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian kecil warga masyarakat kota.
  3. Sistem Drainase Terpisah : Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan terpisah untuk air permukaan atau air limpasan.
  4. Sistem Gabungan : Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan yang sama, baik untuk air genangan atau air limpasan yang telah diolah.
  • Sasaran penyediaan sistem drainase dan pengendalian banjir adalah :Penataan sistem jaringan drainase primer, sekunder, dan tersier melalui normalisasi maupun rehabilitasi saluran guna menciptakan lingkungan yang aman dan baik terhadap genangan, luapan sungai, banjir kiriman, maupun hujan lokal. 
Dari masing-masing jaringan dapat didefinisikan sebagai berikut :
Baca Juga: RESCHEDULE Proyek Konstruksi
a. Jaringan Primer : saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai.
b. Jaringan Sekunder : saluran yang menghubungkan saluran tersier dengan
saluran primer (dibangun dengan beton / plesteran semen).
c. Jaringan Tersier : saluran untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke saluran
sekunder, berupa plesteran, pipa dan tanah. 
  • Memenuhi kebutuhan dasar (basic need) drainase bagi kawasan hunian dan kota.
  • Menunjang kebutuhan pembangunan (development need) dalam menunjang terciptanya scenario pengembangan kota untuk kawasan andalan dan menunjang sektor unggulan yang berpedoman pada Rancana Umum Tata Ruang Kota.
Sedangkan arahan dalam pelaksanaannya adalah :
  1. Harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis.
  2. Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak sosial yang berat.
  3. Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.
  4. Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang ada.
  5. Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan pemeliharaannya.
  6. Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang terdekat.
Standardisasi sistem penyediaan drainase untuk penempatan perumahan di pinggiran saluran primer atau sungai yang mengacu pada Provincial Water Reclement (PWR) Bab II pasal 2 tentang “Pemakaian Bebas dari Perairan Umum” (Waterrocilijn), yang berbunyi “Dilarang menempatkan sebuah bangunan apapun, atau memperbaharui seluruhnya atau sebagian dalam jarak diukur dari kaki tangkis sepanjang perairan umum atau bilamana tidak ada tangkis, dari pinggir atas dari tamping (talud) perairan umum kurang dari ketentuan yang diberikan.
Baca Juga: CHECKLIST PENGAWASAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN SALURAN DAN ALIRAN AIR

Sistem Jaringan Drainase :
  • Sistem Drainase Mayor
Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran / badan air yang menampung dan mengalirkan
air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.
  • Sistem Drainase Mikro
Sistem drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran / selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar. Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro.

Jenis-jenis Drainase :
  • Menurut sejarah terbentuknya
  1. Drainase alamiah (natural drainage), yaitu sistem drainase yang terbentuk secara alami dan tidak ada unsur campur tangan manusia.
  2. Drainase buatan, yaitu sistem drainase yang dibentuk berdasarkan analisis ilmu drainase, untuk menentukan debit akibat hujan, dan dimensi saluran.
  • Menurut letak saluran
  1. Drainase permukaan tanah (surface drainage), yaitu saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open channel flow.
  2. Drainase bawah tanah (sub surface drainage), yaitu saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media di bawah permukaan tanah (pipapipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan tersebut antara lain tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman, dan lain-lain.
  • Menurut konstruksi
  1. Saluran terbuka, yaitu sistem saluran yang biasanya direncanakan hanya untuk menampung dan mengalirkan air hujan (sistem terpisah), namun kebanyakan sistem saluran ini berfungsi sebagai saluran campuran. Pada pinggiran kota, saluran terbuka ini biasanya tidak diberi lining (lapisan pelindung). Akan tetapi saluran terbuka di dalam kota harus diberi lining dengan beton, pasangan batu (masonry) ataupun dengan pasangan bata.
  2. Saluran tertutup, yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu kesehatan lingkungan. Siste ini cukup bagus digunakan di daerah perkotaan terutama dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti kota metropolitan dan kota-kota besar lainnya.
  • Menurut fungsi
  1. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan saja.
  2. Multy Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis buangan, baik secara bercampur maupun bergantian.
Arahan dalam pelaksanaan penyediaan sistem drainase adalah :
  • Harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis.
  • Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak sosial yang berat.
  • Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.
  • Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang ada
  • Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan pemeliharannya.
  • Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang terdekat.
Pengklasifikasian Saluran Drainase :
Macam saluran untuk pembuangan air, menurut De Chaira dan Koppelmen (1994:74) dapat
dibedakan menjadi :
  • Saluran Air Tertutup
  1. Drainase Bawah Tanah Tertutup, yaitu saluran yang menerima air limpasan dari daerah yang diperkeras maupun yang tidak diperkeras dan membawanya ke sebuah pipa keluar di sisi tapak (saluran permukaan atau sungai), ke sistem drainase kota.
  2. Drainase Bawah Tanah Tertutup dengan tempat penampungan pada tapak, dimana drainase ini mampu menampung air limpasan dengan volume dan kecepatan yang meningkat tanpa menyebabkan erosi dan kerusakan pada tapak.
  • Saluran Air Terbuka (Chow 1989:17)
Merupakan saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas. Pada saluran air terbuka ini jika ada sampah yang menyumbat dapat dengan mudah untuk dibersihkan, namun bau yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan. Menurut asalnya, saluran dibedakan menjadi :
  1. Saluran Alam (natural), meliputi selokan kecil, kali, sungai kecil dan sungai besar sampai saluran terbuka alamiah.
  2. Saluran Buatan (artificial), seperti saluran pelayaran, irigasi, parit pembuangan, dan lain-lain. Saluran terbuka buatan mempunyai istilah yang berbeda-beda antara lain :
  • Saluran (canal) : biasanya panjang dan merupakan selokan landai yang dibuat di tanah, dapat dilapisi pasangan batu / tidak atau beton, semen, kayu maupun aspal.
  • Talang (flume) : merupakan selokan dari kayu, logam, beton / pasangan batu, biasanya disangga / terletak di atas permukaan tanah, untuk mengalirkan air berdasarkan perbedaan tinggi tekan. 
  • Got miring (chute) : selokan yang curam.
  • Terjunan (drop) : seperti got miring dimana perubahan tinggi air terjadi dalam jangka pendek. 
  • Gorong-gorong (culvert) : saluran tertutup (pendek) yang mengalirkan air melewati jalan raya, jalan kereta api, atau timbunan lainnya. 
  • Terowongan air terbuka (open-flow tunnel) : selokan tertutup yang cukup panjang, dipakai untuk mengalirkan air menembus bukit / gundukan tanah.
  3. Saluran Air Kombinasi, dimana limpasan air terbuka dikumpulkan pada saluran drainase permukaan, sementara limpasan dari daerah yang diperkeras dikumpulkan pada saluran drainase tertutup

Artikel Terkait

Posted On : Senin, 14 November 2016Time : 08.41
SHARE TO :
| | Template Created By : Binkbenks | CopyRigt By : My Blog | |
close
Banner iklan disini
> [Tutup]