Author : UnknownTidak ada komentar
SEPUTARKUDUS.COM, SUNGGINGAN - Di tepi barat Jalan Kyai Telingsing, tepatnya di Desa Sunggingan, Kecamatan Kota, tampak sebuah toko yang halamanya terlihat beberapa sangkar burung tergantung pada sebuah kayu. Di bawahnya terlihat seorang wanita memakai kaus garis-garis duduk di bangku panjang terbuat dari bambu. Wanita tersebut bernama Yuliani Ratna Sari (19), yang nekat berwirausaha membuka toko aneka burung, karena sudah bosan jadi karyawan pabrik.
Ratna menunjukkan sangkar burung di toko miliknya. Foto: Rabu Sipan |
Sambil duduk dan menunggu para pembeli, Ratna itu sudi berbagi kisah tentang usahanya tersebut kepada Seputarkudus.com. Dia mengatakan, baru sekitar sepekan membuka toko yang menjual aneka burung, pakan burung, sangkar beserta aksesorisnya. Sebelum membuka toko, dia pernah bekerja di pabrik rokok setahun, dan bekerja di pabrik kertas selama sebulan.
“Selama setahun aku bekerja di pabrik rokok dan sebulan aku bekerja di pabrik kertas di Kudus, aku merasa hasil uang yang aku dapatkan segitu saja. Aku juga merasakan kejenuhan karena kerja di pabrik itu penuh dengan aturan. Karena alasan tersebutlah aku memutuskan untuk membuka usaha. Dan bila nanti usahaku sudah berjalan aku ingin melanjutkan kuliah,” kata Ratna kepada beberapa waktu lalu.
Wanita yang masih lajang tersebut mengatakan, dirinya membuka toko dengan menjual aneka burung beserta perlengkapanya, karena terinspirasi kakaknya yang terlebih dulu membuka usaha yang sama. Karena melihat kakaknya berhasil dalam usaha tersebut, Ratna mengaku berani mengeluarkan uang sekitar Rp 35 juta untuk modal.
“Karena terinspirasi kakaku yang sudah terlebih dulu sukses, dan sekarang sudah mempunyai tiga tempat penjualan, aku nekat menyewa tempat dengan harga sewa Rp 6,5 juta sebulan. Sedangkan untuk burung, sangkar, dan pakanya aku tetap minta bantuan kakaku yang sudah berpengalaman. Belanja dan kebutuhan toko tetap memakai uangku sendiri,” ujarnya
Anak keempat dari enam bersaudara tersebut merinci semua harga yang dia jual. Antara lain burung parkit dia jual Rp 50 ribu, kenari Rp 200 ribu, jalak oranye Rp 650 ribu, burung poci Rp 700 ribu plus sangkarnya. Selain burung dia juga menjual sangkar. Untuk sangkar labet kotak dia jual Rp 135 ribu, sangkar labet bundar dia hargai Rp 110 ribu. Sedangkan untuk sangkar kayu dia jual Rp 110 ribu.
Selain beberapa barang tersebut dia juga mengatakan menjual aneka pakan burung, di antaranya jangkrik, kroto, dan aneka pur. Selain itu dia juga menjual obat-obatan untuk burung yang sakit. Di toko tersebut juga terlihat puluhan aksesoris sangkar burung yang menggantung pada dinding toko.
Ratna mengatakan, untuk memenuhi permintaan para pekerja bengkel di sebelahnya, Ratna juga menjual kopi, berbagai macam es, rokok, bensin dan lain sebagainya.
Dia mengaku membuka tokonya tersebut setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Dia juga mengungkapkan, dalam dia bisa mendapatkan uang sekitar Rp 900 ribu.
“Setelah melihat omzet setiap harinya aku semakin optimistis. Dan bila nanti sudah berjalan aku ingin merekrut karyawan yang bisa dipercaya lalu aku akan melanjutkan kuliah,” harapnya.
Artikel Terkait
Posted On : Jumat, 11 November 2016Time : 05.00