Author : UnknownTidak ada komentar
Assalamualaikum Wr Wb
Surabaya, 19 Nopember 2016
Berawal saat saya berada di rumah, setiap hari saya melihat ibu dengan peralatan masakannya yang bermacam macam, ya memang pada saat itu ibu bekerja sebagai "Koki" dirumah dan masakan tersebut akan dikirim ke tempat orang yang memperkejakan ibu, sebagai anak lelaki meskipun tak mempunyai keahlian sebagaimana anak perempuan biasanya tapi sebagai anak saya merasa iba melihat ibu bekerja dari shubuh hingga dhuhur, hingga saya mengucapkan sepatah kata "apa yang perlu saya bantu bu" beliau berkata "tak ada nak", sempat terpikirkan jika saya membantu ibu justru ibu malah terepoti, jadi saya berinisiatif untuk membantu ibu dengan cara yang lain, salah satunya ialah dengan cara "memijat","Bu ayo saya pijat" beliau mengiyakan, tampak wajah bahagia terpancar dari wajahnya setelah saya berucap seperti itu.
"Orang tua manapun tak akan meminta kepada anaknya, tapi klo diberi beliau akan menerimanya". itulah ucapan yang pernah saya dengar dan itu memang nyata, setelah saya mempersilahkan ibu untuk berbaring agar saya leluasa dalam bertugas, kulit indahnya dulu kini dipenuhi lipatan lipatan kecil, ramput hitamnya kini dipenuhi oleh putihnya keluarga, anak, hingga finansial, pijatan demi pijatan saya lalui hingga akhirnya sampai pada bagian kaki, betapa kagetnya saya, sungguh kaki beliau terasa keras, apa yang telah beliau lalui selama ini hingga menyebabkan sekeras itu? sejak kapan itu terjadi? pertanyaan demi pertanyaan saya pikirkan, apakah beliau selama ini bekerja keras tak mengenal waktu? saat itu saya seorang santri yang hanya 40 hari dalam setahun berada dirumah, jadi saya kurang begitu mengetahui apa yang terjadi dirumah, beliau hanya menampakkan wajah senyumnya saat menjenguk saya di Pondok, tak ada isyarat lelah, hingga masalah, yang terpancar hanya sebuah senyuman yang mengisyaratkan "Tak ada apa apa, pikirlah pelajaranmu saja". sejak memasuki dunia SMP saya sudah dimasukkan ke Pondok Pesantren, apakah itu berarti orang tua ku tak sayang padaku?? justru karna mereka sayang beliau beliau dengan sangat berat hati untuk melepaskan kehadiran saya di rumah agar saya bisa mencapai kesuksesan sesungguhnya,
Baca Juga : "Sukses Hakiki, Sukses yang sebenar benarnya"
orang tua mana yang rela untuk melepaskan anaknya dengan cuma cuma??, saya teringat dengan dawuh kyai saya "cara yang tepat bagi orang tua saat ini adalah memondokkan anaknya ke pesantren" dan itu sudah dilakukan oleh orang tua saya, sungguh kasih yang tiada batas, meskipun terkadang saya tidak menuruti perintahnya hanya untaian maaf yang bisa saya berikan.
teringat cerita seorang teman tentang kisah dua orang bersaudara yang bertikai bahkan sampai dibawa ke pengadilan untuk mendamaikan masalah tersebut. Ternyata masalah dari kedua bersaudara itu adalah untuk menentukan siapa diantara mereka yang berhak untuk merawat ibu kandungnya, karena selama 20 tahun si ibu selalu dirawat oleh anak sulungnya.
Setelah proses di pengadilan selesai dan hakim memutuskan bahwa yang berhak merawat si ibu sekarang adalah adiknya atau si bungsu, maka si sulung menerima keputusan itu dengan perasaan yang sangat sedih dan air mata yang bercucuran seakan tak ada henti. Lalu ada seorang dari sahabat si sulung yang mencoba untuk menghibur sambil bertanya, “Mengapa engkau sangat bersedih atas keputusan hakim yang telah memindahkan hak rawat ibumu kepada adikmu?” si sulung menjawab pertanyaan itu dengan tangis terisak, “Iya, saya sangat bersedih karena saya telah kehilangan surga yang selama ini berada di dekat saya.”
dari cerita tersebut saya mendapat suatu pelajaran munkin karna beratnya perjuangan seorang ibu, mengingat beliau yang melahirkan, merawat, mendidik hingga mengantarkan kita pada kesuksesan, maka beliau mendapatkan kedudukan yang lebih mulia daripada ayah disisi Allah SWT, bahkan ada sebuah kalimat yang biasa kita dengar "surga berada dibawah telapak kaki ibu".
Itu menunjukkan betapa mulianya seorang ibu. Dan apabila kita menginginkan surga maka patuhilah, selama itu tidak menyimpang di jalan Allah maka kita mempunyai kewajiban untuk mentaati apa yang di perintahkannya, Jangan pernah menyia-nyiakan keberadaan seorang ibu karena surga sebenarnya berada di dalam rumahmu.
Walaikumsalam Wr Wb
Artikel Terkait
Posted On : Sabtu, 19 November 2016Time : 06.59