Author : UnknownTidak ada komentar
SEPUTARKUDUS.COM, GETAS PEJATEN - Di warung kopi tepi Jalan Museum Kretek, Desa Getas Pejaten, Jati, Kudus, terlihat beberapa orang sedang duduk santai. Di meja depan tempat duduknya terdapat sejumlah gelas berisi kopi. Satu di antara pria tersebut yakni Kosmijan (45). Selain berjualan es campur, sehari-hari pria itu juga mengatur lalu lintas di jalur lambat Jalan R Agil Kusumadya Kudus bersama sejumlah orang.
Kosmijan mengatur lalu lintas di jalur lambat Jalan R Agil Kusumadya Kudus. Foto: Ahmad Rosyidi |
Sembari menghisap rokok kretek, Kosmijan secara terbuka mengakui mendapat sejumlah uang hasil kegiatannya tersebut. Dia bersama sejumlah orang mengatur lalu lintas di depan kantor PLN Kudus itu secara terjadwal. Dalam sehari masing-masing orang yang ikut mengatur lalu lintas mendapat uang sekitar Rp 30 ribu.
"Uang itu pemberian pengendara. Kebanyakan yang memberi para supir truk, bukan mobil mewah. Pernah ada pengendara yang memberikan sesuatu, saya kira uang ternyata baut, baterai juga pernah," tutur Kosmijan.
Selain pengendara, kata Kosmijan, kadang dia bersama rekan-rekannya diberi sumbangan dari karyawan PLN, namun dia tak mengenalnya. "Bos PLN, saya tidak kenal. Kadang saat berkumpul masing-masing diberi amplop berisi Rp 20 ribu,” tambahnya.
Kosmijan juga merinci tujuh orang yang terjadwal bergantian mengatur lalu lintas di sana. Pagi ada tukang becak bernama Dakah mengatur lalu lintas mulai pukul 6.00 WIB hingga pukul 7.30 WIB, dilanjutkan Jamuin yang juga tukang becak pada pukul 7.30 WIB hingga 9.00 WIB, pukul 9.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB Kosmijan, pukul 10.00 WIB hingga 11.00 WIB Munadi.
“Pukul 11.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB ada Purnomo anak tukang becak, pukul 13.00 WIB hingga pukul 14.30 Edi, pukul 14.30 WIB hingga 15.30 WIB mbah Nur tukang becak, pukul 15.30 WIB hingga pukul 17.00 WIB Subkhan yang juga tukang becak, dan pukul 17.00 WIB hingga malam bagian Goliek,” jelas pria warga Loram Kulon itu.
Dia menceritakan, kegiatannya itu berawal dari seringnya terjadi kecelakaan di depan kantor PLN Kudus tersebut. Dia bersama sejumlah orang tergugah untuk mengatur lalu lintas di sana. Dia mengatur lalu lintas bersama tukang becak yang biasa menunggu penumpang tak jauh dari lokasi tersebut.
“Kalau tidak ada yang mengatur lalu lintas banyak yang kebut-kebutan. Kadang saya stop saja masih ada yang nyerobot hampir menyrempet saya,” ungkap Kosmijan sambil mengelus dada.
Kosmijan mengungkapkan, selain mengatur lalu lintas dirinya juga menyiapkan obat merah dan perban memberikan pertolongan jika terjadi kecelakaan. Tak hanya itu, tak jarang dia melerai pengendara yang bersitegang karena terjadi kecelakaan.
Tak lama datang seorang pria yang terlihat lelah dan kepanasan minta dibuatkan kopi, dia adalah Munadi (57) yang baru saja selesai mengatur lalu lintas. Munadi yang bekerja sebagai pemain musik di acara wayang, ketoprak, dan barongan, mengaku baru sekitar enam bulan ikut mengatur lalu lintas.
“Ini warung istri saya. Jadi sambil membantu istri saat sepi job seperti ini saya ikut mengatur lalu listas juga,” Ungkap warga Wergu Wetan itu.
Artikel Terkait
Posted On : Selasa, 08 November 2016Time : 04.52