Author : UnknownTidak ada komentar
SEPUTARKUDUS.COM, PEGANJARAN – Di tepi Jalan Raya Besito, sejumlah buah anggur merah, pir dan jeruk terlihat tertata rapi berjajar di atas meja. Tampak seorang laki-laki mengenakan kaus berwarna abu-abu terlihat sedang melayani sejumlah pembeli. Pria benama Ristiono (31), yang memberanikan diri berjualan buah karena kebiasaannya sering ikut orang tua berjualan sejak lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Ristiono menjajakan buah di Peganjaran. Foto: Sutopo Ahmad |
Sembari melayani pelanggan dan menunggu pelanggan yang datang, Tio begitu dirinya akrab disapa, sudi berbagi cerita kepada Seputarkudus.com tentang usaha penjualan buah miliknya. Dia mengatakan berjualan buah di tepi jalan sekitar 4 tahun, sejak 2013. Dia mengaku menjual buah sesuai dengan musim panen pada buah yang dihasilkan oleh petani.
“Orang tua saya seorang penjual buah di Tanah Abang, Jakarta. Lulus SMP saya sudah sering ikut mereka berjualan, jadi saya tahu cara berjualan buah itu seperti apa. Berawal dari hal tersebut, saya memberanikan diri menekuni usaha ini. Soalnya berjualan buah itu, kalau sedang rugi ya bisa rugi banyak, kalau untung bisa untung banyak,” ungkap pria lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah Kudus.
Pria yang tercatat sebagai warga di Desa Peganjaran RT 7 RW 3, Kecamatan Bae, Kudus, ini mengungkapkan, buah yang dia jual tidak hanya anggur merah, pir dan jeruk. Tak jarang dia menjual buah duku, kelengkeng, mangga dan lain sebagainya. Dia mendapatkan sejumlah buah untuk dijual dari distributor buah Semarang dan Jepara. “Untuk buah, kebanyakan buah anggur merah yang sedang diminati pembeli,” ujar Tio.
Dia mengatakan, setiap hari berjualan buah di tepi Jalan mulai pukul 8.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Buah yang dia jual bermacam-macam harga yang ditawarkan, tergantung dengan jenis buah yang dia jual. “Buah anggur merah Rp 45 ribu per kilogram, buah pir Rp 13 ribu per kilogram dan buah jeruk Rp 13 ribu per kilogram,” ungkap Tio.
Pria yang mengaku sudah dikaruniai satu orang anak ini menambahkan, untuk pemasaran dia hanya menunggu pembeli yang datang. Pembeli biasanya ramai berdatangan untuk membeli pada Sabtu dan Minggu. Sedangkan Senin hingga Jumat, penjualan buahnya tidak begitu banyak seperti pada akhir pekan.
“Penjualan setiap hari tidak bisa ditentukan, terkadang sehari yang terjual sebanyak 2 kilogram buah. Kadang bisa mencapai 35 boks buah yang terjual pada akhir pekan. Modal saya hanya kejujuran, untuk penghasilan setiap hari juga tidak bisa dipastikan. Antara Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu per hari,” tambahnya.
Artikel Terkait
Posted On : Selasa, 08 November 2016Time : 23.42